Lihat ke Halaman Asli

Widya Arumsari

GURU SEJARAH SMA AL ISLAM 1 SURAKARTA

Pesona Wisata Candi Sukuh di Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah

Diperbarui: 1 September 2023   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Apa yang ada dibenak kita ketika mendengar kata candi? Bangunan sejarah yang kuno peninggalan kerajaan Hindu Budha kan? Candi merupakan suatu bangunan peninggalan kerajaan Hindu Budha yang dihormati dan disakralkan. Pada kepercayaan umat Hindu, candi digunakan untuk tempat memuliakan orang yang meninggal seperti raja dan keluarga intinya seperti permaisurinya. Biasanya di dalam bangunan utama candi Hindu ini terdapat abu jenazah raja yang disimpan.

Sekarang kita akan berkenalan lebih jauh tentang salah satu wisata budaya, wisata edukasi dan wisata spiritual nih di salah satu peninggalan budaya Hindu yang dibangun pada masa akhir pemerintahan Majapahit. Candi Sukuh adalah candi Hindu yang terletak di lereng Gunung Lawu. Tepatnya di Desa Berjo, Kecamatan Nagrgoyoso, Kabupaten Karanganyar. Candi ini berjarak sekitar 23,5 km dari pusat kota Karanganyar dengan waktu tempuh sekitar 40 menit menuju ke lereng gunung Lawu. Kalau dari kota Solo berjarah sekitar 44,5 km. sekiatar satu jam perjalanan darat.

Akses menuju candi Sukuh ini memang tidak terlalu lebar. Tapi kendaran roda empat dapat masuk di kawasan ini. Kita dapat mengakses candi Sukuh menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat. Sangat rekomended untuk menyewa jeep yang banyak di sediakan di kawasan Nagrgoyoso yang. Biar makan seru nih ngeTripnya. Tidak disarankan naik bus besar karena medan menuju candi Sukuh cukup curam dan berklak-kelok.

Ketika perjalanan menuju ke Candi Sukuh, kita akan disajikan pemandangan alam yang menyejukan mata. Sepanjang jalan pemandangan rumah-rumah pendududuk, perkebunan tanaman holtikultura serta hijaunya perkebunan yang ditanami tanaman teh di sepanjang jalan dan aliran sungai dengan air yang sangat jernih. Sungguh karunia Illahi yang tak ternilai harganya. Karena letaknya cukup dekat dengan puncak gunung, kita dapat nih melihat hijaunya pepohonan di sekiatr Candi Sukuh, beragam tanaman holtikultura yang ditanam di lahan di abwah candi. Yang paling membuat takjub adalah kita seolah berada di negeri di atas awan karena kabut yang turun.

Di Candi Sukuh ini, tiket masuk Rp 7.000/ orang dengan parker Rp 2.000 untuk sepeda motor dan Rp 5.000 untuk mobil atau kendaraan roda empat yang lain. Setelah kita membayar retribusi, kita mendapat kain hitam putih untuk kita lilitkan pada bagian pinggang kita sampai paha. Kain Poleng hitam putih atau Rwa Bhineda  yang bermakna mengajarkan kehidupan yang seimbang. Karena dalam kehidupan ada dua hal yang tidak dapat dipisahkan seperti baik -- buruk, siang -- malam, panas dan dingin. Setelah selesai mengenakan kain Poleng hitam putih atau Rwa Bhineda, akan dipandu oleh pemandu wisata yang akan menjelaskan tentang sejarah dan makna dari setiap relief dan bagian baik yang ada apda bagian garupa sampai bangunan candi utamanya.

Candi Sukuh pertama kali ditemukan oleh Residen Surakarta bernama Johnson pada tahun 1815 M. candi ini terletak pada ketinggian 1.186 meter di atas permukaan laut. Hal ini membuat Candi Sukuh terasa sejuk. Pada tahun 1995, candi Sukuh menjadi bangunan cagar budaya yang dilindungi UNESCO. Bentuk bangunannya lebih sederhana dibandingkan dengan candi peninggalan Majapahit lain yang terbuat dari batu bata di wilayah Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Candi Sukuh terbuat dari batu Andesit seperti punden berundak berbentuk trapezium seperti bangunan Maya di Meksiko atau budaya Incha di Peru. Menurut catatan sejarah, Candi Sukuh dibangun pada abad XV di akhir kekuasaan kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan Ratu Suhita.

Candi Sukuh terdiri atas tiga teras. Teras depan berupa jalan setapak dan melewati gapura yang dijaga patung Dwarapala sebagai akses masuk ke candi Sukuh. Teras kedua berupa tumpukan artefak dan batu yang sudah mulai hilang bentuk atau reliefnya.pada teras terakhir merupakan halaman luas yang ditumbuhi rumput hijau dan banyak sekali terdapat arca dan relief yang menggambarkan kehidupan manusia mulai di dalam Rahim hingga pertempuran antara Bima melawan raksasa dalam relief Garuda.

Struktur bagian candi terdiri atas:

  • Kaki candi yang melambangkan alam bawah tempat manusia hidup dan berada.
  • Tubuh candi yang melambangkan alam tempat manusia yang sudah meninggalkan sifat duniawinya dan dalam keadaan suci menemui Tuhan.
  • Puncak candi yang melambangkan alam atas tempat dewa-dewa berada

Bagian candi Sukuh:

  • Relief di bagian sisi kanan gapura (pintu masuk) bernama "Gapura Butha anaut wong" yang berarti raksasa yang memakan manusia. Gapura diartikan dengan angka Sembilan, butha angka lima, anaut dengan angka tiga dan wong dengan angka satu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 9531 penulisan dari kiri yang berarti 1359  tahun Saka atau jika ditambah 78 tahun menjadi 1437 M.
  • Relief di bagian sisi kiri gapura (pintu masuk) bernama "Gapura butha anaut buntut" yang berarti raksasa pemakan seekor ular dengan angka tahun yang sama 1359 tahun Saka atau 1437 M.
  • Pada sisi gapura utama ada Lingga Yoni yang menceritakan "sangkal paraning dumadhi" yang berrarti proses terjadinya manusia.ada mitos yang mengatakan di sana untuk tes kepewanan dengan melangkahkan kakinya ke bagian gapura tengah tersebut. Hal ini dilakukan dengan menggelar ritual khusus.
  • Relief Garuda yang menggambarkan percakapan Dewi Kadru dan Dewi Winata terkait warna kuda yang bertarung pada Dewi Winata (ibu Garuda) mengatakan kuda berwarna putih, sementara Dewi Kadru (ibunya Naka) mengatakan ada warna lain selain warna putih.
  • Ada relief candi yang menggambarkan manusia dalam Rahim manusia.

Saya sarankan kalau mengunjungi candi Sukuh pada waktu pagi hari ini. Supaya kita bisa mengeksplor beberapa objek wisata yang ada di sekitar candi Sukuh ini. Apa saja ya yang dapat kita kunjungi di sekitar candi Sukuh? Di bagian kanan candi Sukuh tepatnya di sebalah kiri tempat parker merupan akses menuju Hutan Tohuran. Hutan Tohuran merupakan kawasan hutan yang sengaja dibangun oleh K.G.P.A.A. Mangkunego. Pemandangan asri dengan berbagai macam tanaman, bunga dan satwa seperti rusa disepanjang jalan hutan Tohuran. Saat perjalanan menuju kebun teh di daerah Ngargoyoso in banyak sekali penjual oleh-oleh yang menggelar dagangannya, mulai dari cemilan, makanan berat yang paling khas sih sate Kelinci yang dijajakan dipanjang jalan atau pun buah-buahan seperti durian, jambu Kristal, jambu biji merah dan masih banyak lagi pokoknya.

Kalau kalian Cuma baca info dari saya kayaknya kurang asyik deh. Jadi tidak ada salahnya kalian agendakan buat jalan-jalan ke daerah Ngargoyoso buat merefresh pikiran dan hati, dijamin deh, pulang dari sana suasana happy akan menghampiri kalian dengan segudang kenangan indah saat berwisata ke sana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline