Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting. Pemerintah menunjukkan bahwa matematika adalah wajib di sekolah-sekolah mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Matematika sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya termasuk perhitungan bahasa mesin berbasis komputer, dari transaksi perdagangan pasar hingga yang sangat sederhana hingga yang sangat kompleks.
Namun kenyataannya, masih banyak orang yang menganggap matematika sebagai pelajaran yang sangat membosankan dan menakutkan. Seperti yang dikemukakan Suderman, sebagian siswa masih memiliki kesan negatif terhadap matematika.
Dalam mempelajari matematika, ada banyak faktor yang perlu diperhatikan, seperti beberapa persiapan, kemampuan, kecerdasan, persiapan guru, persiapan siswa, kurikulum, dan metode presentasi. Faktor yang sama pentingnya adalah jenis kelamin siswa. Perbedaan gender memang membuat perbedaan fisiologis dan mempengaruhi perbedaan psikologis dalam belajar. Ketika belajar matematika, siswa tentu membuat banyak perbedaan.
Nafian Kurtetsky menjelaskan perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam belajar matematika: 1) Laki-laki pandai bernalar, dan perempuan pandai dalam ketepatan, ketelitian, ketepatan, dan pemikiran yang matang. 2) Anak laki-laki memiliki keterampilan matematika dan mekanik yang lebih baik daripada anak perempuan. Perbedaan ini tidak penting di tingkat sekolah dasar, tetapi menjadi lebih jelas di tingkat yang lebih tinggi. Pendapat ini menunjukkan bahwa anak laki-laki lebih baik dalam matematika, sedangkan anak perempuan lebih baik dalam aspek efektif (kerja keras, teliti, hati-hati).
Sementara itu, McCovey dan Jacklin mengatakan laki-laki dan perempuan memiliki kemampuan yang berbeda: 1) Perempuan memiliki kemampuan bahasa yang lebih tinggi daripada laki-laki. 2) Laki-laki lebih unggul dari perempuan dalam kemampuan visual spasial (penglihatan spasial). 3) Laki-laki memiliki kemampuan matematika yang sangat baik.
Berdasarkan analisis penelitian di atas, terdapat berbagai penelitian tentang aspek gender dalam pembelajaran matematika. Beberapa hasil penelitian menunjukkan pengaruh faktor gender terhadap pembelajaran matematika, sedangkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa gender tidak berpengaruh signifikan terhadap pembelajaran matematika.
Studi psikologi menunjukkan bahwa siswa memiliki perbedaan gender dalam keterampilan matematika. Perbedaannya terletak pada cara siswa laki-laki dan perempuan menyelesaikan masalah. Jadi ada perbedaan pandangan tentang keterampilan matematika siswa dan ketakutan gender.
Anak perempuan telah terbukti memiliki pengalaman spasial yang lebih sedikit daripada anak laki-laki di luar sekolah. Kecuali penalaran spasial diajarkan dalam kurikulum sekolah, banyak anak perempuan tidak mengeksplorasi kemungkinan penalaran spasial. Meskipun ada perbedaan yang menunjukkan keunggulan anak laki-laki dalam kognisi spasial, ada satu variasi penting yang mencakup kisaran anak perempuan dengan potensi spasial yang tinggi.
Hasil ini menunjukkan bahwa faktor biologis terkait dengan berbagai faktor lingkungan, termasuk pengalaman spasial, dan menjelaskan masing-masing perbedaan dalam kapasitas spasial ini. Oleh karena itu, penting untuk memasukkan lebih banyak kegiatan spasial ke dalam kurikulum.
Oleh karena itu, siswa perempuan memiliki kemampuan komunikasi matematis (lisan) yang sangat baik, dan lebih termotivasi dan terorganisir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H