Disclaimer : Tulisan ini murni opini saya, jika anda dokter gigi dan mudah tersinggung, sebaiknya anda tidak usah membaca tulisan saya.
Sebelumnya perkenalkan nama saya Widya Apsari, saya adalah dokter gigi, dan saya bekerja sebagai dokter gigi sejak tahun 2009. Sehingga selama 7 tahun ini, praktis saya bekerja mencari rezeki sebagai dokter gigi, kalau bahasa halusnya adalah bekerja dengan membantu dan mengobati orang yang mengalami masalah dengan gigi. Sungguh mulia pekerjaan saya ya. Namun dalam bahasa saya: saya mencari uang melalui orang yang sakit gigi.
Sehingga dalam logika saya dokter gigi adalah
Sebuah profesi yang mencari uang melalui orang yang sedang sakit gigi
Jika tidak ada orang yang sakit gigi
Maka dokter gigi tidak mendapat uang
Anda tidak setuju? Sebaiknya anda berhenti membaca tulisan saya sekarang, karena makin ke bawah, tulisan saya akan semakin menyayat hati dan perasaan anda.
Pada dasarnya orang sekolah untuk mendapat pekerjaan, dan dengan pekerjaan, setiap orang berharap mendapatkan penghasilan untuk mencukupi kebutuhan hidup bagi diri sendiri dan juga keluarga. Nah, begitu pun dengan dokter gigi.
Seseorang mengambil sekolah kedokteran gigi, dengan harapan kelak setelah lulus dapat bekerja sebagai dokter gigi, dan mendapat penghasilan untuk mencukupi kebutuhan dari pekerjaannya sebagai dokter gigi.
Kemudian bila dihubungkan dengan logika saya tadi, maka dokter gigi berharap agar makin banyak orang yang sakit gigi agar semakin banyak pasien yang datang dan penghasilan pun semakin meningkat. Namun jika tidak ada orang yang sakit gigi, maka dokter gigi akan mencari proyekan dari gigi yang sebetulnya tidak ada masalah..
Kenapa bisa demikian?