Pemerintah Kota Surabaya pada tanggal 10 November 2022 bersama dengan DPRD Kota Surabaya resmi mengesahkan anggran pendapatan belanja daerah (APBD) Kota Surabaya Tahun 2023 sebesar 11,2 triliun Rupiah, dimana 40% dari total anggaran akan dikerjakan oleh UMKM Kota Surabaya melalui program padat karya.
Program padat karya harus dapat mengurangi pengangguran, menambah penghasilan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan meningkatkan daya beli, oleh karena itu program padat karya mampu meningkatkan keterampilan masyarakat sesuai dengan kebutuhan
Pelaksanaan program padat karya perlu diimbangi peningkatan kapasitas masyarakat melalui pendampingan dan pelatihan yang berkelanjutan, sehingga program padat karya bagi pelaku UMKM dapat membentuk ekosistem yang kuat di harapkan penerima manfaat dapat mandiri. Konsep program padat karya yang dilaksanakan tidak hanya dibentuk proyek Fisik atau bantuan sosial saja, namun juga meliputi pembangunan masyarakat menuju masyarakat yang inovatif, kreatif dan mandiri.
Untuk itu pemerintah Kota Surabaya perlu mengelompokkan sasaran program terlebih dahulu, adapun sasaran yang perlu dikelompokkan adalah sasaran individu atau kelompok, dua sasaran ini memiliki pendekatan yang berbeda jika individu maka pemerintah kota surabaya mengoptimalkan Pusat Belajar Masyarakat baik itu yang berupa Pusat kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau Taman bacaan Masyarakat (TBM), output pada pendekatan ini lebih kepada peningkatan keterampilan seseorang bisa melalui upskilling reskilling, newskilling dan yang perlu diperhatikan dalam menjalankan program peningkatan keterampilan bagi masyarakat berpenghasilan rendah adalah kemudahan akses, oleh karena itu Pusat Belajar Masyarakat idealnya ada di setiap kelurahan. Tahapan pendidikan meliputi pertama adalah identifikasi kebutuhan, menentukan kopetensi yang ingin dicapai, melihat kemampuan yang telah dimiliki, meimplentasikan keterampilan yang sudah dimiliki, dalam implentasi keterampilan ini perlu adanya pendampingan agar keterampilan tersebut dapat menjadi usaha produktif sehingga mampu menambah penghasilan bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Jika sasaran UMKM berupa kelompok maka pendekatannya adalah lebih pada penguatan dan pengoptimalan organisasi kelompok dan manajeman pengelolaan usaha bersama, tujuannya agar ekosistem UMKM akan terbentuk dan tumbuh dalam satu wilayah, pada akhirnya akan memunculkan icon kampung baru di kota surabaya, seperti yang selama ini ada seperti kampung herbal, kampiung lontong, kampung kue, kampung tempe, kampung sepatu dimana kampung-kampung ini telah tumbuh menjadi kawasan industri berbasis masyarakat.
Widya Nusantara
Mahasiswa S3 Teknologi Pendidikan UNESA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H