Pada masa pandemi covid-19 pemerintah Indonesia saat ini merencanakan program yang dapat meningkatkan kualitas Pendidikan, Salah satu cara untuk mewujudkannya yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membuat rancangan program berupa kampus mengajar. Tujuan nya adalah agar mahasiswa Indonesia dapat berkontribusi besar kepada negerinya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini sebagai bukti dedikasi kampus melalui mahasiswa untuk dapat bergerak menyukseskan Pendidikan yang ada dalam kondisi pandemi. Peserta kampus mengajar berasal dari berbagai universitas baik negeri maupun swasta. Konsep kegiatan kampus mengajar Angkatan 1 difokuskan pada sekolah-sekolah dasar yang ada di seluruh Indonesia pada wilayah 3T dengan berbagai keterbatasan pembelajaran yang ada, baik disebabkan adanya keterbatasan prasarana dan sarana maupun juga keterbatasan sumber daya atau yang memiliki akreditasi C. Salah satunya di sekolah SDS Nur Mubarok, Desa Pete, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten.
Kurangnya fasilitas sarana di SDS Nur Mubarok membuat beberapa dampak yang kurang baik bagi siswa SDS Nur Mubarok, salah satunya; beberapa siswa dikelas tinggi belum mahir dalam membaca dan menulis, disebabkan karena tidak tersedianya fasilitas sarana, seperti; buku bacaan yang berbentuk dongeng, teka -- teki, cerita anak dan lain sebagainya, yang berpengaruh kepada pembiasaan literasi dikehidupan sehari -- harinya. Hal tersebut membuat siswa sulit mengembangkan minat, bakat, yang ada didalam diri siswa.
Maka dari itu mahasiswa pelaksanaan program kampus mengajar memanfaatkan kesempatan untuk meningkatkan minat literasi membaca, menulis dan literasi lainnya dengan cara menggelar lapak baca disekitar halaman sekolah. Hal tersebut agar menarik perhatian siswa untuk membaca buku - buku yang menarik seperti buku tebak -- tebakan, buku cerita bergambar, buku dongeng, novel anak dan lain sebagainya. Lapak baca juga digunakan sebagai sarana pengajaran anak anak yang belum lancar membaca, dan menulis. Tidak hanya siswa saja yang membaca buku tersebut, tetapi juga mahasiswa kampus mengajar ikut mendampingi para siswa dalam kegiatan literasi dilapak baca tersebut.
Guru dan orang tua juga ikut serta dalam kegiatan lapak baca, dimana guru mengawasi dan menilai siswa yang aktif. Sedangkan orang tua tetap membimbing anaknya dirumah untuk tetap membiasakan kegiatan literasi. Hal tersebut bertujuan agar literasi tidak hanya di sekolah saja, tetapi di rumah atau dilingkungan yang siswa kelilingi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H