Lihat ke Halaman Asli

Tung Widut

Guru biasa

Perempuan Bermantel di Musim Kemarau

Diperbarui: 6 Oktober 2024   14:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Widut 

Mystery Guest Perempuan Bermantel di Musim Kemarau 

Tung Widut 

Awal bulan Oktober 2024 dihiasi langit cerah. Matahari tak bersahabat mampu membakar  semua  yang ada di bumi. Musim kemarau orang menamakan.   Bahkan CNN menyatakan ":Saat ini kondisi cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara [termasuk Jabodetabek] didominasi oleh kondisi cuaca yang cerah dan minimnya tingkat pertumbuhan awan terutama pada siang hari," ujar Andri kepada CNNIndonesia.com, Kamis (3/10).

Sekarang kita keluar dari permasalahan panas yang dirasa bagai neraka. Ada sebersit rasa heran melihat seorang ibu-ibu melintas di sekitar jembatan Ngujang 2 Tulungagung. Beribu ibu yang melintas di situ.Bahkan ribuan dalam setiap harinya. Tapi ada yang istimewa dengan ibu-ibu ini. Dia memakai mantel atau jas hujan. 

Bukan sekali dua kali menemui ibu-ibu ini melintas di jalur itu. Mulai dari  kurang lebih setahun lalu.  Secara pastinya tidak bisa menyebutkan. Musim kemarau tahun lalu mengenakan jas hujan warna krem sekarang biru. 

Rasa heran itu muncul. Akhirnya  sering memperhatikan tingkah laku sang ibu. Jalur yang pernah ditemui  mulai dari jalur Ringinpitu Tulungagung, Pulutanda Ngunut, jalur Pinggirsari Ngantru, sampai  perempatan pasar Gambar Wonodadi ke Utara.  Membawa banyak  barang di depan dan  belakang di tali  karet. 

Rasa curiga yang tak beralasan belum terjawab. Secara logika panas menyengat yang dirasa kebanyakan orang tidak berlaku pada ibu itu. Jam 15.00 wib masih panas mengapa menggunakan mantel? Apakah cocok di musim kemarau menggunakan mantel?  Pertanyaan dalam benak itu yang mendasari kecurigaan bahwa ibu itu sembunyi dari bentuk tubuh dan wajahnya. 

Sedang yang dipakai sepeda motor Suzuki dengan nomor polisi tak jelas. Karena belum sempat mengikuti sampai jauh. 

Semoga kecurigaan hanya berupa rasa bohong yang terwujud. Tapi marilah kita berhati-hati dengan keadaan sekarang. Saling mengingatkan dan waspada. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline