Lihat ke Halaman Asli

Pembelajaran Otak Smart

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering


Pembelajaran yang efektif yaitu pembelajaran tidak memerlukan banyak tenaga untuk berteriak keras-keras dalam menjelaskan dan selalu mengaturnya untuk mendengarkan sambil duduk manis. Sayangnya pembelajaran yang sia-sia seperti inilah yang masih lazim kita temukan . Seharusnya pendidik mulai memahami bagaiman sih pembelajaran yang mudah di serap siswa?, tidak jika banyak pendidik yang mengeluh sulit dalam mengajar siswa dan sangat melelahkan dalam mengatur mereka untuk dapat belajar dengan maksimal. Untuk mengubah persepsi mengajar itu sulit dan melelahkan, pendidik perlu memehami cara otak siswa dalam menangkap informasi waktu kapan yang membuat mereka optimal dalam berpikir.

Hal mendasar yang perlu diingat guru yaitu pembelajaran yang baik terjadi bila siswa tertantang untuk mencoba sesuatu tetapi tidak merasa terancam dalam melakukannya, serta libatkanlah semua indra mereka. Di sini guru perlu memberikan siswa kesempatan untuk try and eror dalam menemukan jawaban benar, di samping memberikan informasi baru pada otak mereka.

Dengan cara melibatkan indra mereka secara langsung dalam pencarian informasi, pengamatan subjek belajar, dan pengalaman baru dalam memperolehnya maka otak mereka lebih efisien dalam menyerap pembelajaran.

Sebelum pendidik melangkah ke pembelajaran lebih jauh, kenalilah terlebih dahulu pengetahuan yang telah di bawa oleh siswa. Misalkan guru akan menjelaskan mengenai fotosintesis maka ia perlu menanyakan pada murid “Daun umumnya berwarna apa? Apakah ada daun yang berwarna merah, ungu dan berwarna selain hijau, guru dapat memberikan pengetahuan baru bahwa warna hijau pada daun disebut kloroplas yang berfungsi untuk fotosintesis dan warna selain hijau di sebut pigmen daun yang di gunakan untuk membantu menyerap cahaya pada waktu fotosintesis.Kemudian menjelaskan apa itu fotosintesis dan diibaratkan pohon itu seperti ibu yang suka memasak untuk membuat makanan. Pemberian pengetahuan baru dengan istilah yang telah mereka kenal dan sering di temukan akan mempercepat pemahaman mereka mengenai sesuatu

Setelah informasi-informasi baru telah di susun membentuk kesatuan pengetahuan yang baru dan utuh oleh siswa, langkah selanjutnya yaitu mengadakan evaluasi dengan mengajak mereka berdiskusi, Tanya jawab ataupun permainan. Setelah evaluasi di lakukan, guru perlu memberi penguatan otak dengan pengulangan sekilas materi sebelumnya pada awal pertemuan materi baru. Intinya pembelajaran tersebut selalu runtut dengan jenjang pendidikan.

Penciptaan lingkungan belajar juga penting dalam fungsi otak melakukan pembelajaran. Ilmuwan saraf mengatakan bahwa 90% masukan indra untuk otak berasal dari sumber visual dan otak mempunyai tanggapan cepat dan alami terhadap symbol, ikon, dan gambar yang sederhana (Jensen, 1994). Jadi dalam pembelajaran, pendidik perlu memasang poster di depan kelas diatas pandangan mata untuk mengingatkan isi pelajaran yang pernah diajarkan ataupun mengetahui pelajaran selanjutnya yang akan di bahas. Poster yang berisi pemberian motivasi juga di perlukan untuk member semangat belajar siswa sebelum memulai pelajaran. Otak juga berpikir dalam warna jadi pasanglah poster dengan warna yang beraneka ragam. Selain itu adanya alat bantu dan pengaturan bangku yang bervariasi dapat mengubah lingkungan pembelajaran menjadi kondusif dalam memaksimalkan momen belajar. Perlu diingat juga untuk pendidik bahwa otak siswa mudah terangsang untuk belajar jika pembelajaran tersebut memunculkan rasa penasaran. Jadi dalam pembelajaran sebaiknya pendidik tidak mudah dalam memberikan jawaban benar sebelum anak tersebutmencoba menemukannya terlebih dahulu.

References:

Bobi Deporter dkk. 2000. Quantum Teaching.Bandung : Mizan Pustaka

Eric Jensen. 2008. Brain Based Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline