Lihat ke Halaman Asli

Kang Widdy

Pembelajar

Busway Vs Mobil Murah, Sebuah Paradox?

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Transportasi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Wirestock

Proyek busway di Jakarta yang katanya diadopsi dari Brazil yang telah berjalan beberapa tahun selayaknya mendapat apresiasi. Minimal untuk usaha pemerintah untuk memberikan alternatif transportasi umum yang lebih nyaman. Busway atau bis Trans Jakarta (TJ) sendiri memakai ruas jalan yang sudah ada dengan diberi pembatas agar kendaraan lain "tidak boleh" melintas jalan yang diperuntukkan untuk Trans Jakarta.

Numun disini saya sebagai orang awam melihat, kebijakan ini "nanggung". Disaat ruas jalan untuk kendaraan non TJ menyempit, semestinya infrastruktur transportasi yg lain juga diregenerasi. Masyarakat saya yakin seyakin-yakinnya akan memilih transportasi umum asal yang tersedia itu aman dan nyaman. Soal harga mungkin relatif sifatnya. Moda trasnportasi yang lain tidak dibenahi. Etika pengemudinya pun masih banyak yang "ngawur". Alhasil, TJ sepertinya hanya bentuk penambahan alternatif alat transportasi publik alih-alih "memaksa" pengendara kendaraan pribadi beralih menggunakan alat transportasi publik. Apalagi kemudian, publik menilai motor adalah solusi untuk mengarungi kemacetan di ibukota karena bentuknya yg lebih kecil dan lincah, bisa meliuk-liuk mengarungi kemacetan.

Kini, program mobil murah sudah mulai berjalan yang ditandai dengan lahirnya produk-produk mobil murah di pasar Indonesia. Kebijakan ini menurut hemat saya tidak mendukung program alih transportasi pribadi ke publik kalau tidak ingin dibilang bertentangan. Logika sederahana saja, ruas jalan yang dilalui TJ semakin menyempit, akan tapi mobil-mobil pribadi, lewat program mobil murah ini malah semakin diberi angin untuk bertambah. Alhasil, bertambah parahlah kemacetan di Jakarta.

Saya tidak dapat membayangkan dalam beberapa bulan mendatang di saat masyarakat pemilik mobil murah bertambah. Kemacetan yang akan bagaimana lagi bentuknya yg akan menghiasi pemandangan sehari-hari di Jakarta ini.

Menurut saya, beberapa hal yang mendesak untuk segera dilakukan adalah membatasi mobil murah di Jakarta, dan dialihkan ke luar pulau jawa misalnya. Minimal 90% penjualan dialokasikan di luar jabodetabek. Selain itu, pembangunan monorail, MRT, dan peremajaan angkutan transportasi masal lain seperti kopaja, metromini, dan angkot segera dilakukan. Berikan rasa aman dan nyaman itu kepada masyarakat. Kemudian yang mungkin dapat dilakukan, dan sudah mulai dirancang oleh Jokowi, anak sekolah dilarang membawa kendaraan pribadi ke Sekolah. Bukan hanya masalah kemacetan, tapi juga dampaknya akan terasa besar seperti mengajarkan kebersamaan dan kesederhanaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline