Lihat ke Halaman Asli

Menguak Misteri Arti Aselole

Diperbarui: 9 Oktober 2016   08:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi siluet pedangdut koplo dari http://www.lagugalau.net/

Musik koplo sudah begitu populer di kancah nasional. Musik koplo adalah musik dangdut yang diaransemen menjadi lebih berenergi dengan pukulan gendang rancak berbunyi duplak duplak tang tung tang tung, membuat para pendengarnya ingin mengikuti irama gendang dan terhanyut dalam sebuah goyangan. 

Pedangdut skala nasional sudah sering menyanyikan musik koplo di tv swasta. Umumnya penyanyi dangdut didominasi dari Jawa Timur. Seperti saat salah satu tv swasta mengadakan ajang pencarian bakat, begitu menonjolnya penyanyi asal daerah Jawa Timur sehingga menjadi juaranya. Jangan dilupakan juga diajang pencarian bakat itu ada beberapa tokoh pedangdut tersohor yang menjadi juri sehingga menambah kental nuansa ke-Jawa Timuran-nya.

Kemarin saat buka akun social media ada pemberitahuan tentang statusku 4 tahun yang lalu. Di status itu, aku menulis tentang celetukan kata Aselole. Kata Aselole ini sering kali digunakan pedangdut asal daerah Jawa Timur. Biasanya kata Aselole dilontarkan oleh pedangdut ke penonton saat live concert dan penonton histeris sambil goyang-goyang. Yang menjadi pertanyaan, apa sih arti kata Aselole?

Aku mencoba mencari jawaban itu dengan bertanya ke teman, melihat dan mendengar pengucapan kata itu di berbagai video konser musik dangdut koplo. Saat aku bertanya ke teman “apa arti kata Aselole?” Dijawab oleh temanku “asek lo le”. Coba aku renungkan, apa benar jawabannya itu? Karena memang, asek lo le itu memang khas bahasa Jawa Timur wilayah Surabaya. Jika terjemahkan asek = asyik, lo = itu (sebuah gaya bahasa Surabaya) dan le = sapaan untuk anak laki-laki. Kalau dicermati jawaban kata temanku ada benarnya, hanya saja apakah penggunaan kata itu bagian dari bahasa sandi ala pedangdut, aku dan temanku juga belum dapat memastikan. Karena kata Aselole dengan Asek lo le memang identik.

Aku mencoba untuk mencari jawaban alternatif, dengan melihat dan mendengar pengucapan kata Aselole. Aku mencoba mengasumsikan kata tersebut dengan kata yang saat ini menjadi tren, “gaes”. Kata “gaes” berasal dari kata bahasa Inggris, “guys” maksudnya kata ini sebuah panggilan untuk laki-laki muda. Nah, untuk kata Aselole dugaan pertama, berasal dari kata As*hole, yang artinya ini artinya (maaf) bajingan. Alasannya, versi tulisan dengan versi pendengaran bagi kita, kemudian dituliskan ada perbedaan. 

Seperti contoh di atas kata guys menjadi gaes, dan As*hole menjadi Aselole. Memang, bagi pendangdut Jawa Timuran, yang menuturkan dengan dialek Jawa Timuran –termasuk aku– kata As*hole jika dilafalkan memang sedikit ada kemiripan. As*hole menjadi ashole lalu ashelhole kemudian aselole. Hurup H menjadi hilang, karena sudaj jamak terjadi pada kata Tahun menjadi Taun, versi lafalnya Taon. Namun ada sedikit kelemahan, kata itu jika dilontarkan oleh seorang pedangdut ke penonton, sepertinya momen tidak pas. Jadi aku mulai ada sedikit keraguan.   

Lalu aku mencoba dengan mengutak-atik kata lain di layanan alih bahasa online, untuk kata Bahasa Ingrgis juga, “I’m so lonely”. Kata “I’m so lonely” jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia yang artinya aku lagi kesepian. Untuk pembuktiannya, kata ini cukup diketik I’m so lonely lalu dengarkan versi pelafalan mesin suara. Terdengar kata tersebut Aim so lonele, jadi sangat identik. dengan kata Aselole. Kemudian kata ini jika analisis saat pedangdut mengucapkan kata I’m so lonely = aku lagi kesepian saat intro lagu yang dinyanyikan, maka reaksi penonton histeris dan berteriak dan turut bergoyang. Maka dugaan terkuatku, kata Aselole berasal dari kata I’m so lonely.

Terlepas itu semua, dugaanku belum tentu ada kebenarnya. Lebih detilnya silahkan bagi mahasiswa, akademisi, atau orang yang berkepentingan, jadikan saja kata Aselole ini menjadi bahan penelitian. Sepertinya ini  sangat sangat bagus, mengingat kata-kata ini menjadi sumber dari perluasan khazanah ilmu pengetahuan, khususnya bahasa. Okay, jam di dinding sudah menunjukkan pukul 09.45 saatnya ke desa sasaran. It’s time to work!

Salam Hangat

Widi Jatmiko

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline