Lihat ke Halaman Asli

Widoko

Menyukai semua hal yang inspiratif

Hari Wanita Indonesia, Sri Kandi Laut Nusantara dan Laksamana Wanita Pertama di Dunia Modern Ini Layak Jadi Inspirasi

Diperbarui: 9 Maret 2021   06:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lukisan Malahayati (Sumber: acehbesarkab.go.id)

Berbicara tentang Sri Kandi di lautan saat ini, ingatan kita sepertinya akan langsung tertuju pada Mantan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti yang tersohor dengan jargon 'tenggelamkan' untuk kapal asing yang terbukti mencuri ikan di perairan tanah air. 

Tetapi tahukah anda jika jauh sebelum Ibu Susi ada juga tokoh wanita yang juga dikenal kehebatannya di perairan nusantara?

Jika anda sedang berjalan-jalan ke Surabaya dan mampir ke Museum Kapal Selam, anda akan mendapati sebuah lukisan wanita yang diabadikan di sana. Sesosok wanita yang menurut penulis layak untuk dikenang pada tanggal 08 dan 09 Maret ini, yakni Hari Perempuan Internasional dan Hari Wanita Indonesia.

Makam Laksamana Malahayati (Sumber: serambinews.com)

Itulah Keumalahayati atau biasa juga disebut dengan Malahayati. Pahlawan Nasional Indonesia yang merupakan Laksamana Wanita Pertama di Nusantara. Dan bahkan menurut Solichin Salam dalam Buku Malahayati Sri Kandi dari Aceh, ia adalah Laksamana dan Panglima Armada Wanita Pertama di dunia modern.

Seputar Laksamana Malahayati (Sumber: tirto.id)

Malahayati hidup pada masa kesultanan Aceh sekitar abad ke 15 atau 16 Masehi. Garis keturunannya bersambung pada Sultan Aceh terdahulu. Ayahnya adalah Laksamana Mahmud Syah. Sang Kakek Malahayati, Laksamana Said Mahmud Syah, adalah putra dari Sultan Aceh Salahuddin Syah yang memerintah kesultanan Aceh sekitar tahun 1530 sampai dengan 1539 Masehi.

Seorang perempuan yang memimpin pasukan apalagi di laut memang sesuatu yang langka. Malahayati bisa menjadi seperti itu bisa dipahami karena Kakek dan Ayahnya ternyata juga seorang Laksamana.

Malahayati mengenyam pendidikan akademi kelautan di Mahad Baitul Maqdis. Mahad Baitul Maqdis adalah sebuah akademi militer darat dan laut yang dibangun kesultanan Aceh bekerjasama dan dengan bantuan dari Turki. Banyak instruktur dan tenaga ahli militer maupun insinyur perkapalan yang didatangkan dari Pemerintah Usmaniyah Turki pada saat itu.

Pada masa pemerintahan Al Mukammil (sekitar tahun 1596-1604) terjadi peperangan hebat antara Armada Aceh dan Portugis. Pada peperangan itu suami Malahayati gugur dalam pertempuran. Ia pun lalu mengajukan permohonan untuk membentuk Armada Aceh yang beranggotakan para janda yang suaminya gugur dalam pertempuran di Teluk Haru.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline