Lihat ke Halaman Asli

Widoko

Menyukai semua hal yang inspiratif

Seandainya Dulu AHY Tidak Keluar TNI, Akan Lebih Dahsyat daripada Sekarang?

Diperbarui: 11 Februari 2021   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

AHY (Sumber: kumparan.com)

Pada saat kuliah dulu pada sebuah kontrakan sederhana saya pernah sedikit berdebat atau berdiskusi dengan seorang teman kaitannya dengan trah Cikeas, keluarga Presiden yang pertama dipilih langsung oleh rakyat: Susilo Bambang Yudhoyono. Diskusi tersebut berkaitan dengan sepak terjang dua putra Pak SBY yakni Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Edie Baskoro Yudhoyono (EBY). 

Pertanyaannya adalah kurang lebih seputar mengapa (pada waktu itu) EBY lebih diberi ruang di Partai Demokrat, sedang AHY sama sekali tidak diekspose atau di blow up? Sepertinya Pak SBY kok tidak adil dengan kedua putranya.

Pada saat itu saya kurang lebih menjawab, mungkin AHY dipandang oleh Ayahnya lebih mampu untuk membuat jalan sendiri di pentas nasional. AHY bisa membangun nama besarnya sendiri lewat jalur militer. 

Sedang EBY berbeda. Tanpa kendaraan Partai Demokrat kemungkinan Si Bungsu akan kesulitan meniti karir di perpolitikan nasional. Jadi mungkin EBY akan dibesarkan dalam partai, sedang AHY dibiarkan berdikari dengan image jauh dari politik, dan pada saatnya akan tampil dengan imagenya sendiri.

Prestasi AHY (Sumber: sindonews.com)

Teman saya manggut-manggut tanda setuju. Saya pun tersenyum karena merasa bisa memberi jawaban dan analisis yang rasional dan masuk akal. Tetapi ternyata prediksi saya itu salah total. Secara mengejutkan Sang Pangeran Cikeas keluar dari Korps TNI pada tahun 2016 demi mengikuti Pilkada DKI. 

Saya sebagai orang awam tentu tidak bisa menerka hitung-hitungan politik Pak SBY. Untuk memenangkan Pilkada DKI tentu sangat berat, karena di sana ada Sang Petahana Basuki Tjahaja Purnama yang mempunyai basis masa yang cukup lumayan. Juga Anies Baswedan yang aliran dukungannya tidak bisa disepelekan. Saya berpikir dulu AHY memang gebarakan. Tetapi memenangkan Pilkada DKI, ah apakah memungkinkan?

Dan hasil akhirnya pun kita ketahui bersama. Lulusan Terbaik Akademi Militer tahun 2000 itu mendapat suara urutan paling akhir. Ahok - Djarot dan Anies-Sandi yang melenggang ke putaran dua.

AHY Berseragam TNI - AHY Berseragam Partai (Sumber: tribunnews.com)

AHY memang gagal pada DKI, tetapi mungkin hitung-hitungan Pak SBY bukan jangka pendek, tapi jangka panjang. Pilkada DKI hanyalah batu loncatan. Dugaan tersebut sedikit masuk akal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline