Lihat ke Halaman Asli

Widodo Antonius

Guru SD Tarsisius Vireta Tangerang

Perjuangan Memiliki Seragam Guru

Diperbarui: 21 Desember 2024   18:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perjuangan Memiliki Seragam Guru
Oleh : Widodo, S.Pd.

Di sebuah sekolah terpencil bernama SD Visioner, para guru menjalankan tugas mereka dengan penuh semangat,  meski fasilitas yang ada sangat terbatas. Salah satu hal yang sering dirasakan para guru adalah ketidaksamaan seragam kerja. Mereka hanya mengenakan pakaian sederhana dan seadanya, sehingga kadang tampak kurang serasi saat bertugas.

Bu Santi, seorang guru muda yang penuh energi, merasa prihatin. "Seragam itu bukan hanya soal penampilan, tapi juga tentang kebersamaan dan identitas kita sebagai guru," pikirnya. Ia yakin bahwa memiliki seragam kerja akan meningkatkan rasa bangga dan profesionalisme mereka di depan siswa dan masyarakat.Bu Santi kemudian membicarakan idenya kepada kepala sekolah, Pak Herman, dan rekan-rekan guru lainnya. Awalnya, beberapa guru merasa ragu. "Dana kita terbatas, Bu Santi. Bagaimana kita bisa mewujudkan seragam itu?" kata Pak Budi, salah satu guru senior. Namun, 

Bu Santi tidak menyerah. Ia mengusulkan penggalangan dana bersama. "Kita bisa menabung sebagian kecil dari honor kita setiap bulan. Jika kita semua berkomitmen, saya yakin kita bisa," ujarnya dengan penuh keyakinan.

Setelah beberapa kali berdiskusi, semua guru sepakat. Mereka mulai menyisihkan sebagian kecil penghasilan mereka untuk tabungan seragam. Tidak hanya itu, Bu Santi juga berinisiatif mencari sponsor dari masyarakat sekitar. Ia mendatangi tokoh-tokoh desa, koperasi, dan bahkan pengusaha kecil di lingkungan sekitar sekolah.

"Ini bukan hanya tentang seragam kami, tapi juga kebanggaan desa terhadap para guru di sini," katanya dengan antusias kepada setiap orang yang ditemuinya.

Beberapa bulan kemudian, hasil tabungan dan donasi terkumpul. Bu Santi bekerja sama dengan penjahit lokal untuk mendesain seragam yang sederhana namun elegan, dengan warna khas sekolah mereka: biru dan putih. Saat seragam itu jadi, seluruh guru berkumpul untuk pertama kalinya mengenakan pakaian tersebut.

"Saya tidak menyangka, dengan usaha kecil-kecilan, kita bisa memiliki seragam ini," ujar Pak Budi sambil tersenyum bangga. Ketika mereka mengenakan seragam itu di hari pertama ke sekolah, para siswa memandang kagum.

"Guru-guru kita terlihat sangat keren!" seru salah satu siswa.

Para orang tua yang melihat pun memberikan pujian, merasa bangga dengan perjuangan para guru yang tidak hanya mendidik anak-anak mereka, tetapi juga menjaga citra profesionalisme di sekolah tersebut. Bu Santi merasa haru melihat semangat dan kerja sama yang terbangun dari perjuangan ini. Ia menyadari bahwa keberhasilan itu bukan hanya tentang memiliki seragam, tetapi juga tentang mempererat solidaritas di antara rekan-rekan guru.

"Ini baru awal," pikir Bu Santi.
"Masih banyak yang bisa kita perjuangkan bersama demi kebaikan sekolah ini."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline