Lihat ke Halaman Asli

Silakan Puji Egy, tapi Jangan Abaikan Teman-temannya!

Diperbarui: 6 Oktober 2017   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para Pemain Timnas Indoensia U-19 (CNNIndonesia)

Gol pamungkas pada laga uji coba Timnas Indonesia "Garuda Nusantara" melawan Timnas Kamboja U-19 tadi malam sekali lagi membuktikan bahwa Egy Maulana Vikri bukanlah pemain sembarangan.Golnya pun dicetak dengan cukup elegan, setelah memenangkan adu sprint  dengan pemain belakang Kamboja, diakhiri dengan tendangan akurat ke gawang lawan yang sudah melompong. Selebrasi pun dilakukan oleh Egy dengan gaya yang mantap, seperti terlihat pada gambar di bawah ini:

Egy Maulana (Super Ball-Feri Setiawan)

Pujian pun langsung mengalir kepada pemain muda yang penuh talenta tersebut. Apalagi, pada waktu hampir bersamaan, The Guardian pun memasukkan nama pemain dengan gocekan ala "kelok 9" tersebut dalam daftar 60 pemain muda potensial di dunia. Egy menjadi salah satu pemain asal Asia Tenggara yang masuk dalam daftar tersebut, menemani dua pemain lainnya asal Iran, yakni Mohammad Sharifi dan Mohammed Dawood. Julukan "Egy Messi" pun semakin sering diucapkan, sejak Bung Valentino "Jebret" Simanjuntak memopulerkan julukan itu ketika Piala AFF U-18 berlangsung di Myanmar beberapa waktu lalu. 

Namun, siapa sangka bahwa julukan itu justru ditentang keras oleh Indra Sjafri, pelatih kepala Timnas U-19, yang berjasa menemukan talenta Egy Maulana dan memberinya kepercayaan sehingga namanya dikenal oleh masyarakat Indonesia ---dan kini mungkin dikenal dunia?

Dikutip dari petikan wawancara CNNIndonesia.com, pelatih berkumis tebal itu berujar:

"Saya minta jangan hanya memuji satu pemain. Egy itu tidak ada apa-apanya kalau tidak dibantu pemain lain di tim. Ini sepak bola, bukan catur. Saya minta jangan lagi sebut itu 'Egy Messi, Egy Messi'. Tidak ada satu pemain yang superior atau inferior dari pemain lainnya. Masing-masing pemain punya kemampuan yang hampir sama rata dan punya kontribusi besar untuk Timnas U-19.

Jangan membanding-bandingkan satu pemain dengan pemain lain di tim. Dalam sepak bola semua pemain harus kompak dan punya chemistry yang sama pentingnya buat tim. Jangan rusak pemain dalam satu tim. Kalau mau dipuji, puji semua pemain, jangan satu-satu. Jangan Egy saja, jangan konyol."

Jika Indra Sjafri sudah berkata seperti itu, berarti dia "mengendus" adanya bahaya besar jika kebiasaan memuji salah seorang (atau beberapa) pemain dilakukan dengan berlebihan dan mengabaikan pemain lainnya. Saya setuju 500% dengan Indra Sjafri. 

Beliau bukanlah asal bicara saat melontarkan kritikan kepada para pemuji Egy Maulana yang kebablasan. Sebagai pengembang bakat dan pelatih dari para pemain muda, Indra Sjafri tentu tak ingin pujian berlebihan kepada pemain tertentu, membuat pemain itu "besar kepala" lalu merasa lebih di antara rekan-rekan satu timnya.

Pujian yang berlebihan kepada satu pemain juga bisa membuat suasana ruang ganti dan kebersamaan dalam tim menjadi kurang bagus. Permainan sepak bola adalah permainan tim, dimana setiap pemain, bahkan pemain yang termasuk "cadangan abadi", tetap berperan dalam kesuksesan tim tersebut. Egy memang bagus, very talented player, tetapi peran 10 pemain lain yang berjuang bersama Egy dalam setiap pertandingan tak bisa dianggap remeh atau disepelekan!

Coba pikirkan ini:

"Apakah Egy Maulana Vikri bisa bermain seorang diri, menggiring bola dari depan ke belakang, lalu mencetak gol dengan sempurna, tanpa dibantu oleh rekan-rekan satu timnya? Nyaris mustahil hal itu bisa terjadi karena sepak bola adalah permainan tim!"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline