Setelah dikandaskan oleh Thailand via adu penalti, anak-anak muda kebanggaan kita berhasil mengamankan tempat ketiga pasa Piala AFF U-18. Tuan rumah Myanmar yang pernah digebuk dengan skor tipis 2-1 pada penyisihan Grup B, kali ini disikat dengan telak, yakni 7-1!
Bermain di Thuwunna Stadium, Yangon, Myanmar, gol-gol untuk Timnas Garuda Nusantara pada babak pertama dicetak oleh Rafli Mursalim ('13), Witan Sulaeman ('27), dan Egy Maulana Vikri ('35). Berbeda dengan penampilan saat melawan Thailand, kali ini kerja sama tim besutan Indra Sjafri ini cukup padu sehingga permainan terbuka yang diterapkan oleh Myanmar dapat ditangkal, bahkan dibalas dengan gelontoran tiga gol pada babak pertama.
Kiper Moch. Aqil Savik yang dibentengi oleh duet center-back Julyano Pratama dan Nurhidayat Haji Haris di jantung pertahanan bermain cukup apik, meski Aqil Savik sempat membuat kesalahan saat bermaksud menggocek bola di depan gawang dan hampir membuat gawangnya kebobolan.
Pada babak kedua, Myanmar yang bermain cukup keras pada pertandingan ini berusaha mengejar ketertinggalan sejak peluit dibunyikan oleh wasit, tetapi masih berhasil digagalkan oleh barisan "Benteng Rotterdam", meminjam istilah komentator Valen Simajuntak, yang dimiliki Indonesia.
Taktik jebakan offside juga mulai diterapkan oleh Myanmar, yang sekalipun cukup riskan tetapi cukup efektif untuk menahan gempuran para pelari cepat dari lini tengah dan penyerang Indonesia. Namun, strategi ini tak bertahan lama, karena Indonesia berhasil menjebol gawang Myanmar untuk keempat kalinya lewat aksi Moch. Rafli ('59).
Gol yang membuat pelatih Myanmar menunjukkan wajah lesu dan tanpa harapan di bangku cadangan Myanmar. Sayang, tak lama Rafli harus diusung ke luar lapangan setelah pelanggaran keras dari pemain Myanmar membuat penyerang jebolan Liga Santri Nusantara itu harus menepi dan digantikan pemain lainnya.
Acungan jempol pantas diberikan terhadap pengendalian diri para pemain muda kita, yang nampak cukup sabar menahan amarah akibat permainan kasar tuan rumah. Hanya ada satu insiden yang direspons dengan sedikit panas ketika salah seorang pemain kita yang sudah terjatuh, masih menerima tendangan bola secara sengaja dari salah satu pemain Myanmar.
Dua puluh menit terakhir, jual-beli serangan terus terjadi antara pemain dari kedua kesebelasan, hingga peluit akhir berbunyi tanda berakhirnya pertandingan. Hanis Sagara ('73) melanjutkan menutup pesta gol Indonesia dengan sepakan kaki kiri yang akurat dari dalam kotak penalti Myanmar, dilanjutkan dengan "brace" dari Egy "Messi" Maulana ('85) yang sukses mengolongi kiper tuan rumah setelah sebelumnya mengelabuhi dua pemain Myanmar dan melakukan umpan "one-two" di kotak penalti lawan.
Akhirnya, Hanis Sagara dengan gol yang cukup "bergaya" menamatkan perlawanan Myanmar ('92) sesaat setelah gol balasan dicetak oleh pemain Myanmar ke jala Moch. Aqil Savik pada menit ke-91 oleh Kaung Khant. Gol kedua Sagara yang semakin menunjukkan ketajaman penyerang muda ini sepanjang turnamen.
Hasil yang "tega tetapi harus dilakukan oleh para pemain Indonesia" ini, tentunya semakin menunjukkan dominasi Indonesia atas Myanmar dengan dua kali pertemuan yang berpihak pada Indonesia.
Masuknya M.Iqbal pada babak kedua yang terbukti menjadi strategi yang efektif dari Indra Sjafri, yang semakin membuat pertahanan tuan rumah porak poranda dengan gocekan dan gerakan yang menyulitkan lini pertahanan Myanmar.