Lihat ke Halaman Asli

Sambutlah 'Uang Baru' yang Sangat 'Indonesia'!

Diperbarui: 20 Desember 2016   18:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang wanita berpose dengan uang desain baru (KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO)


Kemarin pagi (19/12), Bank Indonesia (BI) secara resmi memperkenalkan uang kertas dan uang logam dengan desain baru. Ada tujuh denominasi (pecahan) untuk uang kertas dan ada empat pecahan untuk uang logam. Acara peluncuran ini juga dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi, Menkeu Sri Mulyani, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardjojo, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung dan bertempat di Function Room Gedung Thamrin Bank Indonesia.  

Desain uang kertas

Untuk uang kertas, rupiah dalam uang kertas yang tampil dengan wajah baru, yakni pecahan Rp1.000, Rp2000, Rp5000, Rp10.000, Rp20.000, Rp50.000, dan Rp100.000. Menariknya, seperti dilansir oleh laman kompas.com, gambar para pahlawan yang terpampang pada bagian depan uang kertas tersebut "mewakili" beberapa daerah yang ada di Indonesia. Dimulai dari pecahan Rp100.000, yang masih menampilkan duet Proklamator RI, yakni Ir.Soekaro-Muh.Hatta dengan bagian belakang bergambar Tari Topeng Betawi.

Berikutnya, pecahan Rp50.000 diwakili pahlawan nasional Ir. Djuanda Kartawidjaja, perdana menteri Indonesia ke-10. Bagian belakang pecahan ini bergambar Tari Legong dari Bali dengan latar belakang pemandangan alam Pulau Komodo. Denominasi berikutnya, pecahan Rp20.000. Pecahan ini tetap didominasi warna hijau dengan menampilkan pahlawan nasional bernama Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi (GSSJ Ratulangi/Sam Ratulangi), seorang aktivis kemerdekaan Indonesia dari Sulawesi Utara, Indonesia. Pada bagian belakang terdapat gambar Tari Gong dari Suku Dayak dengan latar belakang panorama alam Derawan, Kalimantan Timur.

Tak kalah menarik adalah munculnya gambar pahlawan dari Papua bernama Frans Kaisiepo. Menurut catatan sejarah, Frans Kaisiepo, sosok yang terlibat dalam Konferensi Malino tahun 1946 yang membicarakan mengenai pembentukan Republik Indonesia Serikat sebagai wakil dari Papua. Sementara pada bagian belakang terdapat gambar Tari Pakarena dari Sulawesi Selatan serta pemandangan alam Taman Nasional Wakatobi dan bunga cempaka Hutan Kasar.

Bagaimana dengan tiga denominasi terkecil? Kita akan menemukan gambar KH Idham Chalid, Wakil Perdana Menteri Indonesia pada Kabinet Ali Sastroamidjojo II dan Kabinet Djuanda pada bagian depan uang tersebut. Sementara pada bagian belakangnya, ada gambar penari gambyong, pemandangan alam  Gunung Bromo, serta bunga sedap malam. Selanjutnya, pecahan Rp.2000 menampilkan sosok pahlawan nasional Moehammad Hoesni Thamrin, seorang politisi era Hindia Belanda yang kemudian dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia. Penampilan uang kertas berwarna abu-abu tersebut dilengkapi dengan gambar-gambar Tari Piring dari Sumatera Barat serta pemandangan alam Ngarai Sianok dan bunga jeumpa pada bagian belakang. Sementara pecahan terkecil, yakni Rp. 1000 menampilkan pahlawan wanita dari Aceh, Tjut Meutia yang dilengkapi dengan gambar Tari Tifa dari Papua dan Maluku Tenggara serta pemandangan alam Banda Neira dan bunga anggrek Larat pada bagian belakangnya.

Desain uang logam

Bersamaan dengan diluncurkannya desain uang kertas, pihak BI selaku otoritas keuangan nasional juga menerbitkan empat pecahan uang logam. Pada pecahan Rp 1.000, dimunculkan gambar pahlawan dari Bali ditampilkan, yakni I Gusti Ketut Pudja. 

Adapun di pecahan Rp 500 terdapat gambar Letjen TNI TB Simatupang, seorang tokoh militer dan gereja di Indonesia. Pecahan lainnya, yakni Rp 200 terdapat gambar pahlawan nasional Dr Tjipto Mangunkusumo, tokoh pergerakan nasional yang dikenal sebagai bagian dari 'Tiga Serangkai' bersama Ernest Douwes Dekker dan Ki Hadjar Dewantara. Sementara pecahan terkecil, yakni Rp 100 terdapat gambar Prof Dr Herman Johannes yang juga Rektor Universitas Gadjah Mada periode1961-1966.

Menurut informasi yang saya baca dari berbagai sumber, masyarakat sudah mulai bisa menggunakan uang tersebut sejak penerbitan uang emisi 2016 secara resmi, karena pihak BI sudah mulai melayani penukaran 'uang baru' tersebut, sehingga dapat langsung digunakan. Kemarin, beberapa orang terlihat sudah 'memamerkan' uang emisi 2016 yang baru saja mereka peroleh dari bank. Namun, untuk bertransaksi, ada baiknya kita juga bersiap untuk menyediakan uang dengan model lama, karena mungkin belum banyak masyarakat yang mengetahui, supaya tidak dikira uang mainan—beberapa orang berkomentar uangnya seperti uang mainan atau uang monopoli. Sementara untuk uang kertas dan logam 'model' lama, masih berlaku dan dapat dipergunakan seperti biasanya sampai pihak BI secara resmi menarik uang kertas dengan 'model' lama.

Demikian informasi yang dapat saya sampaikan. Bagaimana menurut Anda untuk komposisi "skuat" yang menghiasi pecahan uang logam dan uang kertas ini? Sangat 'INDONESIA' sekali, bukan? 

Selamat berburu dan berbelanja dengan 'uang baru'! :-D




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline