Lihat ke Halaman Asli

Widjaya Harahap

a quietude storyteller

Amsal Sebuah Masa

Diperbarui: 29 Oktober 2021   16:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

1
Datanglah sekerat masa
lisan menjungkirbalikkan logika
Nalar yang bersemayam dalam akal
tak jelas ujung, tak menentu pangkal

Tibalah masa sekelebat, tatkala
berabad silam raja pujangga menamsil nubuat
Akal sehat menghamba akal sesat, laksana
lebih mabuk tinimbang tercandu madat

2
Kinilah ketikanya
dusta bersalin rupa
dalam jubah propaganda
Makna diringkus bengkok logika
kewarasan hilang upaya
takluk di kedunguan merajalela
kata-kata hampa makna
menyampah labirin mantiki
nurani terpenjara
dalam perangkap ambisi
dalam syahwat kuasa
dan harta

Adalah sebuah tatkala
meski tak kasat mata
Yang mengalir di dalam nadi
kini menitik di ujung belati

3
Tinggallah yang tertindas dan teraniaya
mendamba hukum kehidupan menjelang nanti
Benderang nurani menemukan jalannya
pada gugur bunga tergelimpang mati

Tinggallah menanti menghampirnya
sebuah niscaya kala
amsal padang Kurusetra
tatkala taruhan dendam minta ditebus
tatkala pedang kesumat menuntut dihunus

4
Di padang paripurnanya tarung
ketika kebajikan menyentakkan busur dan nurani dilepas
Jemparing menghunjam bebusuk jantung
dan gergasi kebatilan tersungkur tumpas

5
Ketika semesta membisu lengang
Tinggal di merah bumi darah meludang
Petaka ingsut menyeret lenggang
Angkara terseok undur gelanggang
Terhuyung memikul busur
jemparing
tombak
belati
dan pedang
rompal dan telanjang

Semoga ketika itu nurani menang

Cisaga, September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline