Lihat ke Halaman Asli

Peran Mahasiswa dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

Diperbarui: 4 April 2017   17:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

A.Kedudukan mahasiswa dimasyarakat

Secara fitrah, masa muda merupakan jenjang kahidupan manusia yang paling optimal. Dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya, sangat wajar jika pemuda atau mahasiswa memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainya. Kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan banyak dimiliki pemuda mahasiswa, dan pemikiran kritis mereka sangat didambakan masyarakat. Mereka juga motor penggerak kemajuan ketika masyarakat melakukan proses pembangunan. Tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak di pundak mereka. Baik buruknya nasib umat kelak, bergantung pada kondisi pemuda dan mahasiswa sekarang ini.

Di mata umat dan masyarakat pada umumnya, mahasiswa adalah agen perubahan sosial (agent of social change) karena mahasiswa selaku insan akademis, dipandang memiliki kekuatan intelektual yang lebih sehingga kepekaan dan nalar yang rasional diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan pendidikan dan sosial dimasyarakat. Sehingga sudah menjadi konsekuensi terhadap tuntutan dari seorang mahasiswa untuk mampu mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sebagai suatu kebutuhan pribadi dan masyarakat. Fungsi kontrol sosial yang dimiliki mahasiswa bagi pembangunan diharapkan mutlak demi kemajuan pembangunan.

Mahasiswa yang sudah mapan dalam berpikir, adalah mahasiswa yang tidak sekedar memikirkan kepentingan akademis semata, namun jauh tersirat dalam benaknya tentang arti dari kualitas hidupnya sebagai pribadi yang mampu  mengabdi terhadap masyarakat. Sebagai pribadi yang mampu melihat permasalahan disekitarnya dan menjadi bagian dari penyelesaiannya. Sehingga ia mampu mengerahkan potensi yang dimilikinya dan menjadi bagian penentu arah dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

B.Realitas pendidikan di Indonesia

Bagi bangsa yang ingin maju, pendidikan merupakan makanan pokok yang mesti dikonsumsi oleh rakyatnya, dengan demikian pemerintah selaku pelaksana pendidikan berkewajiban terhadap pemenuhan pendidikan di Negeri ini demi kesejahteraan intelektual dan pengembangan sumber daya manusia yang merupakan modal dasar pembangunan bangsa.

Pendidikan gratis yang sempat ramai dibicarakan masyarakat masih berupa impian belaka, rakyat masih harus membeli pendidikan bagi keluarganya dengan harga yang sangat tinggi dan suatu pilihan yang menyesakkan dada bila orang tua tidak memiliki cukup biaya maka anaknya tak dapat sekolah. Rencana pemerintah lainnya dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan diIndonesia ini yaitu dengan adanya otonomi pendidikan yang mengalokasikan APBD sebesar 20% diperuntukkan bagi penyelenggaraan pendidikan, itupun masih terlihat sulit dan tersendat-sendat untuk dilakukan tak jarang alasan yang dilontarkan pemerintah daerah seputar kebimbangan dalam kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pusat mengenai pengalokasian anggaran tersebut. Seperti halnya dengan penjelasan Pasal 49 ayat (1) UU Sisdiknas menjadi alasan bagi Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah untuk tidak memenuhi alokasi 20% anggaran pendidikan dalam APBN dan APBD.

Di sisi lain, semakin menyadarkan kita bahwa pada prinsipnya masalah utamapendidikan nasional bukan hanya terletak pada minimnya anggaran, kualitas SDM yang lemah, dan hilangnya visi pendidikan nasional. Lebih dari itu, manajemennya juga hancur. Baik yang menyangkut manajemen pengelolaan keuangan maupun manajemen dalam konteks administrasi kelembagaan.

C.Peran mahasiswa dalam peningkatan mutu  pendidikan diIndonesia

Suatu keadaan yang sangat menyedihkan bagi keterpurukan pendidikan di Negara kita, hendaklah mendapat perhatian dari mahasiswa, terlebih lagi mahasiswa selaku konsumen pendidikan yang sedang menempuh pendidikan tinggi. Artinya, segala kebijakan pemerintah mengenai system pendidikan nasional hendaklah mengarah pada peningkatan mutu bukan sekedar peningkatan biaya yang selama ini kita rasakan.

Fungsi agent of social change yang melekat pada jati diri mahasiswa saat ini hendaklah bukan sebatas slogan-slogan demonstrasi saja, namun suatu pemikiran yang rekonstruktif dan solutif terhadap permasalahan seputar pendidikan dibangsa ini dapat disumbangkan oleh mahasiswa terhadap pihak terkait, dan melakukan kontrol terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dalam dunia pendidikan. Sehingga suatu komunikasi antar mahasiswa, masyarakat dan pemerintah dapat berjalan dengan baik dengan menghasilkan  suatu argument dan saran sebagai solusi bagi kebuntuan permasalahan pendidikan.

Sudah menjadi keharusan bagi seorang atau kelompok mahasiswa untuk aktif dalam menyoroti kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, mengingat tuntutan status sosial yang strategis bagi mahasiswa dari pada elemen masyarakat lainnya, dan ini bukan berarti mahasiswa bergerak atau aktif dalam melakukan kontrol sosial yang berkembang dengan tanpa ideology dan orientasi perjuangan yang jelas. Kita tidak menutup mata jika sering kali kita melihat mahasiswa yang berduyun-duyun melakukan aksi turun kejalan dalam menyampaikan aspirasi dengan teriakan slogan nan penuh semangat namun beberapa orang diantaranya tidak mengerti akan apa yang sedang dilakukannya bahkan yang lebih menyedihkan mereka hanya sekedar ikut-ikutan. Buktinya, banyak kalangan mahasiswa yang mengaku sebagai aktivis pergerakan, tetapi tidak mengerti tentang konsep perubahan masyarakat, kebangkitan masyarakat, kritik sosial politik yang ideologis, bahkan tidak mengerti permasalahan utama masyarakat yang ada saat ini.

Oleh karenanya mahasiswa dalam memahami peranan dirinya dalam peningkatan mutu kualitas pendidikan di Indonesia sepatutnya memiliki kerangka acuan dan penafsiran yang jelas atau lebih sering kita dengar kesadaran ideology. Kesadaran ideologi itu sebagai akibat internalisasi ideologi secara menyeluruh. Artinya, mengupayakan setiap potensi yang ada untuk menjalankan dan mempertahankan ideologinya. Setiap tingkah laku dari individu atau kelompok ini sebagai tafsir terhadap ideologi.

Pemerintah hendaklah memberikan space bagi mahasiswa dengan menghargai setiap pendapat yang diutarakan mahasiswa demi kemajuan bangsa ini. Bukan malah menjadikan kegiatan akademik sebagai ancaman bagi mahasiswa yang frontal dan kritis dalam menyoroti kualitas system pendidikan dinegara ini. Seperti halnya melakukan intimidasi, teror sampai DO/skorsing terhadap siswa ataupun guru yang bersikap kritis. Ini menunjukkan bahwa dunia pendidikan kita semakin berwatak arogan.

Mahasiswa sebagai generasi intelektual hanya bisa dihargai eksistensinya dengan kualitas intelektualnya pula, bukan dengan yang lainnya. Kalau mahasiswa sudah tidak lagi bisa mengandalkan kecemerlangan intelektualnya kemampuan apa lagi yang bisa dipertaruhkan mahasiswa bagi negara ini. Oleh karena itu mahasiswa memiliki kontribusi yang besar terhadap peningkatan mutu pendidikan bangsa yaitu melalui :


  1. Pengembangan potensi diri sebagai kesadaran akan hakikat pendidikan yang mendasar.
  2. Melakukan kontrol kebijakan pemerintah terhadap penentuan arah dan karakteristik pendidikan bangsa.
  3. Berupaya untuk senantiasa memenuhi kebutuhan akan perbaikan dari sebuah sistem pendidikan nasional di Indonesia.

Kemudian peran ini akan terlaksana apabila mahasiswa dibebaskan dari kepentingan pragmatis, termasuk kepentingan politis kelompok tertentu. Keberhasilan mahasiswa menarik gerbong perubahan selama ini lebih disebabkan oleh idealismenya yang masih murni.

Pemuda adalah harapan masa depan bangsa. Kalimat itulah yang menjadi dasar penggerak semangat dan motivasi dalam pergerakan pemuda. Ya, “Pemuda”. Siapakah mereka? Agen of change. Agen dari perubahan. Sudah sejak dahulu kala ketika sumpah pemuda diikrarkan oleh para pejuang pemuda yang bersatu padu demi memerdekakan bangsa Indonesia, dari kekejaman para penjajah. Ketika melihat sebuah ketidakadilan, ketidaksesuaian dari apa yang seharusnya dilakukan. Harapan bangsa ada ditangan pemuda. Bangsa ini butuh orang- orang yang mempunyai jiwa nasionalis dan tidak apatis terhadap masalah yang ada dinegara ini. Orang–orang yang mampu bersuara dan memberikan sumbangsih bagi negaranya dengan segenap kemampuan dan daya kredibilitas yang dimiliki.

Banyak kaum muda yang merasa bahwa kemampuan mereka dalam suatu bidang kurang bisa ditampilkan secara maksimal oleh karena tidak adanya kesempatan untuk menduduki posisi yang penting dalam menentukan kebijakan di negeri ini. Sebagian besar elit politik kita masih memegang paradigma lama yang kurang menghargai profesionalisme dan lebih mementingkan koneksi.Sebagian besar pemuda, putra-putri terbaik bangsa yang berprestasi dan kemudian mendapat beasiswa ke luar negeri merasa bingung ketika lulus. Mereka dihadapkan kepada pilihan bekerja di luar negeri dan hidup sejahtera atau pulang ke Indonesia dan hidup seadanya (kalau tidak ingin disebut menderita). Hal ini karena minimnya penghargaan (terutama dalam bentuk gaji) negara terhadap profesional ini. Oleh karena itu, banyak dari mereka yang memilih untuk bekerja di luar negeri dan lupa berkontribusi terhadap negara.Dihadapkan pada masalah tersebut, kita seyogianya dapat memandang secara arif bijaksana untuk kemudian menyelesaikannya. Sudah saatnya kita memiliki figur elit politik yang benar-benar mampu berkontribusi secara nyata-tidak sekedar wacana-terhadap proses perbaikan bangsa dan yang sadar akan pentingnya regenerasi, sehingga lebih memberkian tempat bagi kaum muda untuk dapat berperan sesuai kompetensinya dalam menentukan arah kebijakan negara.Dari sudut pandang pemuda, seharusnya pemuda lebih mengetahui perannya sebagai agen perubahan ke arah yang lebih baik. Pemuda harus lebih memupuk rasa cinta tanah airnya dan meningkatkan kemampuannya sesuai dengan kapasitasnya, sehingga mampu untuk memperbaiki keadaan bangsa, mewujudkan cita-cita besar sumpah pemuda sesuai kompetensinya masing-masing.Dari contoh kasus beasiswa ke luar negeri yang diterima sebagian pelajar kita misalnya, belajar dari China seharusnya ketika lulus mereka mencari pengalaman terlabih dahulu di perusahaan luar negeri. Baru setelah merasa cukup berpengalaman, mereka pulang untuk berkontribusi membangun Indonesia sesuai kompetensinya masing-masing. Untuk itu, perlu kesiapan dari para generasi tua untuk mengubah paradigma berpikir dan kemudian memberi kewenangan kepada generasi muda untuk berkarya. Selain itu, negara kita harus memiliki kebijakan yang berorientasi pada kemajuan pendidikan dan riset. Karena dari segi itulah kaum muda dapat berperan.

Generasi muda adalah penentu perjalanan bangsa di masa berikutnya. Mahasiswa sebagai inti dari generasi muda, mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain semangat mudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya dan ‘kebersihan’-nya dari noda orde masanya. Mahasiswa adalah motor penggerak utama perubahan. Mahasiswa diakui perannya sebagai kekuatan pendobrak kebekuan dan kejumudan masyarakat.Ketika menjadi mahasiswa, besar beban yang ada dipundak kita. Kita bukan siswa lagi, ada kata Maha di depannya. Tentunya ada konsekuensi logis yang harus dilakukan, yakni bagaimana kita dapat berperan aktif dalam pengawasan kebijakan Negara. Dan posisi kita adalah bagaimana kita dapat memberikan sebuah pengharapan bagi perubahan kearah yang lebih baik. Mahasisiwa adalah kaum- kaum intelektual. Dengan intelektualitasnya, peran strategis mahasiswa akan sangat dibutuhkan bagi kemajuan bangsa. Saat ini saya masih mahasiswa di universitas Muhammadiyah Cirebon. Zaman sekarang hiruk pikuk para- para penguasa yang malah sibuk memperkaya diri sendiri, bukan memikirkan bagaimana mensejahterakan rakyat. Padahal segala fasilitas dari Negara yang diberikan sudah sangat cukup. Mulai dari rumah dinas, kendaraan dinas plus supirnya, gaji yang berpuluh- puluh juta, belum lagi tunjangan yang bakal diterima setiap ada event apapun. Rakyat butuh kesejahteraan, sekian juta orang masih hidup dalam garis kemiskinan, beribu–ribu pemuda yang menunggu pekerjaan, dan beratus-ratus anak yang mendambakan pendidikan yang murah.

Untuk saat ini saya mencoba untuk menjadi pendengar aspirasi masyarakat. Ketika didesa saya banyak terjadi kecurangan anggaran desa maupun korupsi proyek desa, saya orang pertama yang menegor para pemerintah desa. Karena kebanyakan masyarakat tidak berani bahkan tidak tahu akan kecurangan yang telah terjadi tersebut. Kemudian dalam hal pengembangan pola pikir dan kedewasaan dalam politik, saya dengan teman – teman sesama mahasiswa berusaha memberiakan penyuluhan dan pelatihan dengan melibatkan para ahli didalamnya. Ya, memang inilah langkah awal yang akan saya dan teman – teman saya lakukan untuk merubah bangsa ini dengan pertama membangun dari lingkup yang lebih kecil dahulu dengan sebuah pengharapan mampu membangun Indonesia secara keseluruhan. Karena sistem yang seperti ini yang mungkin lebih efektif karena kita langsung berhubungan dengan masyarakat. Dan perubahan pola pikir masyarakat akan sangat berpengaruh bagi perubahan bangsa ini kedepannya.

Indonesia adalah Negara yang sangat kaya. Dengan sumberdaya yang melimpah ruah dan kekayaan serta keanekaragaman budaya yang sangat kaya, sampai–sampai membuat iri Negara lain. Bahkan dalam perkataan jawa “Gemah ripah loh jinawai”. Dan Negara ini mendapat julukan “Zamrut Khatulistiwa” dan “Macan Asia” karena kekayaan Negara kita ini. Kekayaan yang melimpah serta keanekaragaman budaya serta wilayah yang luas dan penduduk yang banyak pula Negara ini mampu menjadi Negara yang kaya dan bahkan menguasai perekonomian dunia. Tapi kenyataan berlaku lain. Negara ini masih miskin.

Keinginan besar saya adalah bagaimana nantinya Negara Indonesia ini dapat berdiri dan mampu mensejahterakan rakyat dengan mengoptimalisasi dari sumber daya alam dan manusianya. Indonesia harus menjadi Negara yang makmur, maju dan dapat disegani oleh Negara lain karena sistem perekonomian yang berpihak kepada rakyat. Tidak ada lagi rakyat miskin, tidak ada lagi pengangguran, dan tidak ada lagi anak yang putus sekolah karena kurangnya biaya. Negara ini dapat bersatu, dapat mengeksplor keanekaragaman budaya yang menjadi kekayaan sejati bangsa ini. Kembalikan Negara ini pada kondisi semula yakni kemakmuran dan kesejahteraan rakyat terpenuhi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline