Saat perayaan hari ulang tahun biasanya keluarga berkumpul, kadang mengundang kerabat dekat dan berbagai macam hidanganpun tersaji. Tidak ketinggalan kue ulang tahun dengan lilin-lilin diatasnya spesial untuk yang berulang tahun.
Pernah gak sih Kompasianers merenung, kue ulang tahun kok pake ditaruhin lilin segala di atasnya? Apa sih maksudnya? Kenapa gak langsung dipotong-potong dan disantap aja?
Ternyata cerita tradisi perayaan ulang tahun, tidak sesederhana itu, Kompasianers!
Setelah berkonsultasi dengan Mbak Siri, itu loh cucunya Mbah Gugel, saya berhasil mengumpulkan data-data seputar perayaan hari ulang tahun.
1. Perayaan hari ulang tahun baru mulai dikenal setelah kalender ditemukan.
Sebelum kalendar ditemukan, mendeteksi umur seseorang tidak pernah terlintas dalam benak orang-orang yang hidup di zaman itu.
Seiring berjalannya waktu, mereka menyadari akan adanya proses perubahan diri yang mana lambat laun mulai menua, tapi mereka tidak tahu kapan pastinya proses itu terjadi.
Pergantian pada siklus bulan, matahari dan lain-lainnyapun mulai diperhatikan dengan seksama. Hingga akhirnya ditemukan sebuah pola perubahan waktu yang sama dan terjadi berulang-ulang.
Saat itulah kalender pertama lahir, menandai perbedaan waktu dan peristiwa khusus lainnya. Dengan ditemukannya sistem yang dapat menelusuri waktu ini orangpun mulai dapat memperingati peristiwa-peristiwa penting seperti ulang tahun dan lain-lain.
2. Dimulai oleh orang-orang Mesir.
Sebuah penyelidikan di Mesir mengatakan bahwa ulang tahun pertama disebut sekitar tahun 3000 Sebelum Masehi, sebagai perayaan hari lahir Pharaoh. Tapi penyelidikan lebih lanjut mengatakan bahwa itu bukanlah perayaan hari lahirnya Pharaoh ke dunia, melainkan hari lahir Pharaoh sebagai Dewa.
Orang Mesir saat itu menganggap peristiwa Pharaoh dinobatkan sebagai Dewa adalah peristiwa yang jauh lebih penting ketimbang peristiwa lahirnya Pharaoh ke dunia.