Lihat ke Halaman Asli

Widz Stoops

TERVERIFIKASI

Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Dibalik Segarnya Bau Tanah Selepas Hujan

Diperbarui: 20 April 2020   02:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://unsplash.com/@r_shayesrehpour

Senja itu saat menikmati secangkir kopi bersama keluarga di beranda belakang rumah, tiba-tiba aku merindukan sesuatu. Hujan. Ya, sudah lama kotaku tidak diguyur hujan.

Sebetulnya bukan cuma hujan yang kurindu, tapi juga bau segar dan khas saat hujan mulai membasahi tanah. Momentum mengopi disore hari terasa sempurna jika dibarengi dengan hirupan bau tersebut.
 
Namun belakangan kuketahui kalau aroma segar dan bersahaja itu ternyata bukan  karena tanah yang dibasahi oleh air hujan. Lalu, apa penyebab bau yang sering dikangeni banyak orang itu?

Penelitian yang dilakukan baru-baru ini  membuktikan bahwa aroma itu adalah 'senyawa kimia' yang digunakan bakteri untuk menarik arthropoda kecil, selama lebih dari 400 juta tahun.

Memang sejak tahun 1960-an para ilmuwan telah mengetahui tentang 'senyawa kimia di balik terciptanya aroma dari tanah saat baru dibasahi hujan yang disebut geosmin, hanya baru sekarang para peneliti menemukan yang mungkin menjadi penjelasan dari apa sebetulnya tujuan bau itu tercipta.

Ternyata tidak cuma saya (manusia)  yang peka terhadap geosmin ini, tapi juga banyak hewan dan serangga lainnya termasuk lalat, unta, dan lain-lain.

Bakteri yang bertanggung jawab atas bau ini ada dalam genus Streptomyces yang terkenal karena memproduksi sampingan kimia unik, yang membentuk dasar dari banyak senyawa pada antibiotik, antijamur dan antikanker.

Tetapi masing-masing senyawa unik ini hanya dibuat oleh sebagian kecil dari lebih 500 spesies yang diketahui dalam genus. Namun, 120 dari 122 spesies yang dipelajari para peneliti memiliki gen untuk menghasilkan geosmin.

Fakta menunjukkan bahwa bakteri membuat geosmin untuk memberi keuntungan tertentu pada mereka, karena kalau tidak mana mungkin mereka  membuatnya..

Geosmin yang menyertai spora bakteri ini, hadir dalam jumlah besar di tanah di seluruh dunia, para ahli menduga itu bisa menjadi sinyal bagi beberapa hewan atau serangga yang mungkin bisa membantu menyebarkan spora.

Untuk melihat makhluk apa yang tertarik pada aromanya, tim peneliti membuat beberapa jaringan perangkap lengket di hutan Alnarp, Swedia. Beberapa diberi umpan Streptomyces dan perangkap lainnya diberi sejenis tepung kedelai.

Dalam percobaan lapangan dan di laboratorium ini,  bau geosmin yang menyengat, dan senyawa lain yang disebut 2-methylisoborneol (2-MIB), yang dirilis oleh koloni Streptomyces ternyata menarik arthropoda kecil berkaki enam atau disebut springtails datang berbondong-bondong.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline