Lihat ke Halaman Asli

Widz Stoops

TERVERIFIKASI

Penulis buku “Warisan dalam Kamar Pendaringan”, Animal Lover.

Puisi | Makna yang Terlewat

Diperbarui: 13 Mei 2019   06:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber website pixabay.com

Dan Dia adalah sebutannya
Sosok yang tidak terlalu biasa, begitu juga panggilannya.
Tapi harus salahkan siapa ?
Kalau bukti cinta kasih itu memang tidak pernah berkembang
Sementara senandung hatipun tak jua berkumandang..

Melodi yang harusnya senada
Di mainkan bersama
Namun kala liriknya tersingkir
Tak kan pernah berarti apa-apa

Dan Dia adalah sebutannya
Kerap memang tersandung cahaya
Kemudian tertawa dan berdendang
Menuju bulan memetik bintang

Tapi di mana masa ?
Tidak! itu tidak pernah ada
Jika pun hadir di sini
Pasti berjinjit tak bersuara

Atau memang aku yang selalu alpha
Kalau pun ada, mungkin ku dengarmu terlalu cepat
Tergesa menangkap semua kata
Hingga kemudian maknanya terlewat

Tapi Tuhan
Betapa aku rindu sosok itu
Kan ku telusuri bumi seribu kali
Untuk bisa lebih dekat dengannya ketimbang sendiri

Dan Dia adalah sebutannya
Aku memang tidak pernah mengenalnya
Tapi  begitu menyayanginya
Begitu menyukai panggilannya.

Andai aku telah menemukan jalannya
Dan alasan untuk membuatnya tidak pergi
Aku belajar untuk rela
Bersahabat dengan sunyi
Jika yang kuinginkan tidak dapat kugenggam
Aku akan disini tanpa keinginan

Tapi sosok itu kurindukan
Ku jelajahi bumi ini jutaan kali
Hanya untuk mengatakan
Aku memiliki Dia meski hanya sehari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline