Lihat ke Halaman Asli

Widiyanto Nugroho

an engineering student

Bahan Bakar Alternatif dari Sampah Plastik

Diperbarui: 24 Agustus 2019   10:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Mahasiswa KKN Undip Tim II di Desa Bejilor Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang, mengadakan pelatihan pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif. Kegiatan ini menghadirkan narasumber Siti Mutingatun, mahasiswa Jurusan Kimia, FSM UNDIP. 

Program ini merupakan program monodisiplin yang dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2019 yang bertempat di Balai Desa Bejilor. Kegiatan ini dihadiri oleh pengurus dan anggota karang taruna Desa Bejilor.

Dalam kegiatan tersebut memaparkan sedikit teori oleh narasumber tentang materi dan rangkaian alat pengolahan sampah plastik dengan proses pirolisis sederhana menjadi bahan bakar alternatif. 

Alat dibuat menggunakan kaleng bekas, pipa alumunium bekas antena, botol bekas, dan selang kecil berdiameter 4 mm. pipa alumunium dihubungkan secara horizontal dengan kaleng bekas menggunakan lem besi dan dihubungkan lagi dengan selang dan botol platik sebagai kondensor (pendingin). Sampah plastik dimasukkan kedalan kaleng kemudian ditutup rapat lalu dibakar menggunakan kompor maupun tungku. 

Rangkaian alat pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar ini menggunakan proses pirolisis yaitu pembakaran tanpa oksigen. Pipa logam dibalut dengan kain basah agar mengoptimalkan proses pendinginan gas dari proses pembakaran plastik dalam kaleng sehingga menghasilkan tetesan bahan bakar alternatif.

Antusiasme para peserta mengikuti pelatihan pengolahan sampah plastik ini cukup tinggi, hal ini dapat terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada narasumber. 

Kedepannya Karang Taruna dengan dukungan Perangkat Desa Bejilor dapat membuat komunitas peduli lingkungan dan dapat mengolah sampah plastik menjadi bahan bakar alternatif, mengingat di Desa Bejilor sendiri belum ada tempat pembungan akhir (TPA) sehingga sampah rumah tangga hanya dibakar secara langsung yang dapat menimbulkan masalah lingkungan lain seperti pencemaran udara oleh gas beracun dari proses pembakaran dan pencemaran tanah oleh residu pembakaran plastik.

 " saya merasa sangat antusias dengan diadakannya acara ini. Terhadap karang taruna, saya berharap dengan adanya pelatihan pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar ini dapat meningkatkan kesadaran pemuda untuk lebih peduli dengan lingkungan dan dapat mengolahnya menjadi bahan bakar alternatif dengan menggunakan peralatan sederhana yang ada disekitar kita." ujar salah satu peserta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline