Lihat ke Halaman Asli

Benarkah Gen Z Mudah Mengeluh Tentang Kesehatan Mental?

Diperbarui: 24 Oktober 2024   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  X/@cichetic

Saat ini kita telah memasuki perubahan mengenai teknologi dan kebudayaan yang pesat, disamping itu terdapat bahasan yang menarik pada beberapa tahun belakangan ini yaitu mengenai generasi z atau gen z dimana mereka yang lahir pada 1997-2012. Gen Z ini sering diperbincangkan mengenai keunikan mereka dibandingkan gen-gen sebelumnya, banyak fakrot yang menyertai keunikan tersebut contohnya di era digital dimana internet dan teknologi berkembang pesat serta maraknya media sosial yang akhir-akhir ini menjadi sebuah jembatan untuk saling bertukar informasi tanpa batas. Gen Z yang merupakan "digital native" telah terbiasa dengan gawai cerdas, jejaring sosial, dan segala hal yang terhubung secara online (Pichler et al., 2021).

Maksud penulisan artikel ini yaitu untuk membahas mengenai fakta unik gen z dan faktor-faktor yang mengelilingi fakta unik tersebut. 

1. Mempunyai istilah unik atau bahasa kekinian, di ungkap oleh akun X/@cichetic

  • 1. Flexing : Pamer
  • 2. Fomo : Takut ketinggalan hal baru
  • 3. Cegil : Cewe Gila
  • 4. Mentil : Mental Illness
  • 5. Red Flag : sifat perilaku negatif
  • 6. Green Flag : sifat perilaku positif
  • 7. Clingy : manja
  • 8. Cringe : aneh
  • 9. Cepu : tukang ngadu
  • 10. Pick me : pengen terlihat beda

2. GEN Z sering dianggap mudah menyerah dan sedikit-sedikit mengeluh

Berdasarkan banyaknya komentar di sosial media yang mengatakan bahwa gen z mudah mengeluh dan gampang sambat.  Hal ini bukan tanpa alasan, banyak bukti di postingan postingan medsos yang di kolom komentarnya (cari di Instagram). Meskipun punya kemampuan untuk mencari informasi dari berbagai sumber, kenyataannya Gen Z terlalu cepat menyerap dan mencocokan informasi dengan yang mereka rasakan. Seperti melabeli diri sebagai pengidap bipolar, membatasi pergaulan karena introvert, dan sebagainya. Generasi Z menjadikan hal ini sebagai hambatan untuk maju. Gen Z juga disebut sebagai generasi strawberry karena terkesan manja dan mudah tertekan

3. Melek Teknologi

Melek teknologi disebut juga dengan bahasa kerennya ‘tech savvy’. Hal ini bukan tanpa alasan, karena Generasi Z tumbuh di era teknologi yang sedang berkembang dengan sangat pesat. Internet, media sosial, aplikasi pesan makan, aplikasi transportasi, aplikasi kencan online, dan masih banyak lagi. Bahkan, gen Z di Indonesia menempati posisi teratas yang paling banyak menghabiskan waktu untuk berselancar di Internet. Rata-rata 7 sampai 13 jam setiap harinya. Ini menunjukkan waktu yang dihabiskan untuk bermedia sosial di Indonesia sangatlah tinggi

4. Peduli terhadap Sesama

Meskipun lebih sering rebahan sambil scrolling, bukan berarti Generasi Z jadi apatis. Justru, mereka ini paling cepat dalam urusan menyebarkan informasi dan mencari solusi. Hal ini terlihat dalam tren di X yaitu “Twitter please do your magic”, ini merupakan suatu contoh kepedulian gen Z dengan sesama, Misalnya saja, ada anak-anak yang sedang berjualan makanan ringan di pinggir jalan, apalagi di jam sekolah, Gen Z bisa aja mengunggah foto si anak tersebut dan kemudian beramai ramai menggalang dana bagi si anak tersebut. Hal ini selaras dengan julukan ‘The Communaholic ‘yaitu terlibat dalam komunitas dan teknologi untuk memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

5. Kecemasan dan Tingkat Stres yang Tinggi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline