Lihat ke Halaman Asli

31 Widiya Anggraini

IPB University/Mahasiswa

Mengukir Kenangan di Ranah Minang, Sumatera Barat

Diperbarui: 26 Juli 2024   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Pribadi, Widiya Anggraini



Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) merupakan sebuah program mobilitas mahasiswa selama satu semester untuk mendapatkan pengalaman belajar di perguruan tinggi di Indonesia, sekaligus memperkuat persatuan dalam keberagaman. Program ini diselenggrakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ( Kemendikbudristek) dan sudah berjalan hingga angkatan ke 4. Di tahun 2024 ini, program PMM telah diikuti sebanyak 16.250 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri/swasta, serta diikuti oleh mahasiswa semester 4 dan 6.

Saya Widiya Anggraini dari Institut Pertanian Bogor merupakan salah satu mahasiswa yang lolos PMM 4 di PT penerima Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. Rasanya senang dan bangga sekali bisa lolos diprogram ini, mengalahkan ribuan pendaftar PMM 4 diseluruh Indonesia. Ini akan menjadi pengalaman pertama saya dalam menempuh pendidikan di luar pulau asal saya tinggal. Saya akan menjalankan program ini mulai dari Februari-Juli 2024. Di Politani Payakumbuh sendiri telah menerima sebanyak 64 mahasiswa dari berbagai pulau, ada pulau Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan. Berbagai aktivitas mulai dari akademik hingga non akademik kami lakukan. Tidak hanya itu, disetiap minggunya kami juga ada kegiatan yang namanya modul nusantara. Dari kegiatan ini kami bisa belajar dan menjelajahi berbagai keindahan alam, kuliner, sosial, adat, tradisi, dan kebudayaan di Ranah Minang, Sumatera Barat. Kami pernah diajarkan cara membuat makanan khas Minangkabau, yaitu rendang. Selain rendang, kami juga  diajak berkuliner makanan/minuman yang lain seperti karupuak laweh, nasi kapau, nasi padang, minuman kawa daun, sanjai, dan sebagainya. Tidak hanya berkuliner, kami juga belajar mengenai tempat wisata bersejarah seperti desa Nagari Pariangan, Jam Gadang, Rumah Gadang, Kelok 9, berbagai rumah ibadah di Sumatera Barat, Masjid Raya Sumatera Barat, dan lain sebagainya. Kita juga dikenalkan dengan kesenian budaya seperti tari pasambahan, tari piring, alat musik rabab, dan lain-lain. Masih banyak lagi tempat wisata, kuliner, ragam seni, sosial, dan budaya yang kami kunjungi dan pelajari. Namun ada satu kegiatan modul nusantara yang menurut saya paling berkesan, yaitu kegiatan kontribusi sosial. Dalam kegiatan ini kami bersama relawan yang lainnya saling membantu korban bencana alam yang menimpa masyarakat disekitar daerah Nagari Bukik Batabuah, Kec. Canduang, Kab. Agam, Sumatra Barat. 

Di luar kegiatan PMM, yang paling berkesan dihidup saya yaitu bisa bertemu dengan teman baru. Tidak hanya sekedar teman, tetapi mereka seperti keluarga saya sendiri. Disaat harus meninggalkan mereka, rasanya sangat sedih sekali. Tidak ada lagi suka duka yang harus dilewati bersama, rasanya rindu akan kebersamaan. Namun mau bagaimana lagi, sesuai slogan PMM yaitu "Bertukar Sementara, Bermakna Selamanya".  Meskipun bertemunya singkat, tapi kenangan yang telah kami ukir tidak akan pernah kami lupakan, dan akan bermakna dikehidupan kami, serta akan selalu kami rindukan. Kami dipertemukan dengan ketidaksengajaan, namun akan berakhir dengan perpisahan. Lebih tepatnya bukan perpisahan, tetapi awal dari kesuksesaan kami masing-masing. 

Itulah sedikit cerita singkat dari saya mengenai pengalaman saya selama mengikuti program PMM 4 di Politani Payakumbuh. Pesan saya, kalian harus tetap semangat, sukses selalu, semoga kita bisa bertemu kembali diketidaksengajaan berikutnya- Widiya Anggraini, 2024. 

putih-dan-coklat-minimalis-collage-foto-sahabat-instagram-post-66a33dffc925c45c7528bd72.jpg

Kudus, 26 Juli 2024





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline