Lihat ke Halaman Asli

Widi Wahyuning Tyas

Menulis kadang sama menyenangkannya dengan nonton mukbang.

Kopi, Si Ajaib yang Ampuh Lindungi Otak

Diperbarui: 9 November 2018   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Coffee makes everything possible", katanya..

Minuman berkafein tinggi ini sepertinya sangat dicintai oleh banyak orang di dunia, tak terkecuali Indonesia. Lebih dari 50 negara di dunia membudidayakan tanaman kopi sebagai komoditas yang diperjualbelikan.

Di Indonesia sendiri, kopi merupakan salah satu minuman populer yang cocok dinikmati di segala situasi. Berbagai macam kedai kopi mulai dari warung hingga kafe mewah menjadikan kopi sebagai primadonanya. Apalagi di daerah Sumatera, warung kopitiam selalu ramai dikunjungi oleh mereka yang sekedar ingin menyesap secangkir kopi sembari mengobrol bersama rekan.

Kopi-kopi berkualitas tinggi dengan cita rasa yang nikmat ada di negara ini. Sebut saja kopi Aceh Gayo, Bali Kintamani, Toraja, Kopi Flores, dan masih banyak lagi. Masing-masing dari kopi tersebut memiliki cita rasa unik tersendiri.

Saya suka kopi, tapi kalau dibilang cinta rasanya masih belum. Saya masih belum bisa bekerja sama dengan lidah saya untuk menerima rasa kopi hitam murni yang sangat pahit. Paling banter, saya masih minta tambahan cokelat ke dalam secangkir arabica setiap kali memesannya. Rasanya enak banget! Masih bisa ditolerir oleh lidah saya.

Bicara soal kopi tak hanya berputar tentang budaya, namun juga khasiatnya yang sangat baik untuk kesehatan. Sudah banyak studi yang membuktikan bahwa kopi memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan, salah satunya menjaga otak dari  penurunan kemampuan kognitif dan meningkatkan daya pikir.

Melansir CNNIndonesia, Krembil Brain Institute melakukan sebuah studi untuk meneliti hal ini. Donald Weaver, salah satu peneliti dalam studi ini, mencatat konsumsi kopi berhubungan erat dengan penurunan risiko perkembangan penyakit parkinson dan alzheimer. Ia juga menambahkan bahwa studi ini dilakukan untuk mengetahui komponen yang berperan dan bagaimana komponen-komponen itu memberikan dampak pada penyakit kognitif yang berkaitan dengan usia.

Meski kopi dikenal sebagai minuman dengan kandungan kafein yang mendominasi, faktanya bukan kafein yang berperan dalam meningkatkan kemampuan kognitif otak, melainkan phenylindanes. Komponen ini terbentuk saat kopi masuk ke dalam tahap roasting atau pemanggangan yang menciptakan rasa pahit pada kopi. Hal ini dikarenakan proses pemanggangan yang sangat lama.

Peneliti meneliti efek dari tiga tipe kopi berbeda, yakni kopi berkafein dengan tingkat pemanggangan gelap, kopi berkafein dengan tingkat pemanggangan ringan, dan kopi tanpa kafein dengan pemanggangan gelap. Hasilnya, baik kopi berkafein maupun tanpa kafein, semuanya memiliki potensi melindungi. Kemudian ditarik kesimpulan bahwa yang berperan dalam fungsi ini  bukanlah zat kafeinnya, melainkan komponen phenylindanes yang muncul saat proses pemanggangan.

Phenylindanes mampu menghambat penggabungan protein yang biasanya terdapat sangat banyak di neuron dalam sistem saraf pusat dan beta-amyloid. Baik protein maupun beta-amyloid memiliki sifat toxic atau racun. Jika terbentuk pada otak secara berlebihan, maka saraf akan mengalami penurunan fungsi. Hal ini akan berujung dengan penyakit parkinson dan alzheimer.

Mengetahui manfaat tersebut, rasa-rasanya saya jadi ingin rutin mengonsumsi minuman ini setiap hari. Pasalnya, saya termasuk orang yang pelupa. Yang terpenting adalah tidak perlu menambahkan gula terlalu banyak, karena bisa-bisa malah menimbulkan masalah baru.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline