Lihat ke Halaman Asli

Widi Wahyuning Tyas

Menulis kadang sama menyenangkannya dengan nonton mukbang.

Ngupil dan Pneumonia, Apa Hubungannya?

Diperbarui: 15 Oktober 2018   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

shutterstock.com

Hayo, siapa di sini yang hobi ngupil? Kebiasaan satu ini pasti sering sekali dilakukan baik secara sadar maupun tidak. Membersihkan kotoran hidung dengan jari memang dianggap jorok, apalagi bila  dilakukan di depan orang lain. Namun, tetap saja banyak orang yang menganggap bahwa ngupil merupakan salah satu kegiatan yang menyenangkan.  'mencari harta karun', kilahnya.

Saya sendiri suka ngupil. Bukan jorok ya, hanya sharing. Namun, tetap harus pada tempatnya. Waktu kecil dulu saya suka ngupil secara sembunyi-sembunyi biar tidak ketahuan ibu saya karena beliau pasti akan langsung memarahi saya kalau lihat saya ngupil. Memang apa salahnya? Ngupil kan untuk menjaga kebersihan hidung juga.

Rupanya, selain jorok, kebiasaan ngupil bisa melukai hidung. Ibu saya hafal betul kalau dulu saya sangat enggan jika harus memotong kuku. Wajar saja, saat itu saya masih umur 5-6 tahun. Kuku yang panjang tersebut jika tidak hati-hati bisa melukai kulit maupun rongga hidung jika digunakan untuk mengorek kotoran hidung terlalu keras.

Salah satu yang masih sangat membekas di ingatan saya adalah saya pernah mencicipi upil! Saya benar-benar mencicipinya fresh from the oven. Parah sekali. Saya menyesal jika mengingatnya. Rasanya asin dan undescripable. Sekarang pun saya pernah beberapa kali mendapati keponakan saya maupun anak tetangga yang masih kecil melakukan hal itu. Rasanya ingin memarahinya, tapi saya tahu kok bagaimana rasanya ada di posisi itu. Hiks.

Tak banyak yang tahu jika ternyata kebiasaan ngupil bisa mengakibatkan dampak cukup serius bagi kesehatan paru-paru. 

Mengorek hidung terlalu sering dapat mengakibatkan penyakit radang paru-paru atau pneumonia. Pneumonia sendiri disebabkan oleh bakteri bernama pneumokokus yang menyebar melalui udara atau batuk dan bersin dari orang yang terinfeksi. Sedangkan fakta bahwa pneumokokus juga dapat ditularkan melalui hidung dan tangan dengan kebiasaan ngupil bisa dibilang merupakan penemuan baru.

Dilansir dari CNNIndonesia, sebuah studi yang dipublikasikan di European Respiratory Journal menguji sekelompok orang dewasa yang terkontaminasi bakteri pneumokokus di tangan mereka. Kemudian peneliti mengamati perilaku orang-orang itu terhadap tangan dan hidung mereka, termasuk kebiasaan mengorek hidung. 

Hasilnya, mengorek hidung dapat menjadi salah satu pemicu penyebaran bakteri yang menyebabkan pneumonia tersebut.

Victoria Connor, peneliti klinis dari Liverpool School of Tropical Medicine dan Royal Liverpool Hospital mengungkapkan bahwa penelitian ini membuktikan anggapan tentang tangan yang dapat menyebarkan bakteri. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa:

walaupun penelitian ini dilakukan pada orang dewasa, perhatian utama justru harus diberikan kepada orang tua yang memiliki anak.

Hal ini dikarenakan radang paru-paru menjadi salah satu penyakit pernapasan yang beresiko mengakibatkan kematian jika tak segera ditangani, terutama pada anak-anak. Pneumonia membunuh sekitar 1,3 juta balita setiap tahunnya secara global.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline