Lihat ke Halaman Asli

Widi Wahyuning Tyas

Menulis kadang sama menyenangkannya dengan nonton mukbang.

Miftahul Jannah yang Tak Goyah

Diperbarui: 10 Oktober 2018   09:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

aboutislam.net

Setelah Khabib Nurmagomedov menggemparkan netizen dengan aksi keberaniannya di laga UFC melawan McGregor, kali ini Miftahul Jannah, pejudo putri Indonesia yang mendapat perhatian netizen. 

Nama Miftahul Jannah santer terdengar setelah dirinya gagal tampil di pertandingan judo Asian Para Games kelas 52 kg yang digelar di JIEXpo, Kemayoran, Senin lalu.

Atlet asal Aceh ini terpaksa didiskualifikasi dari pertandingan karena dianggap tidak mengikuti peraturan untuk melepaskan jilbab yang dipakainya.

Tak hanya menjadi satu-satunya pejudo berjilbab asal Indonesia, ia juga merupakan satu-satunya atlet judo yang mengenakan jilbab dalam cabang olahraga judo di perhelatan multicabang empat tahun sekali ini. 

Miftahul Jannah sebenarnya sudah siap bertanding dan berada diatas matras, namun kemudian ia diberitahu bahwa dalam pertandingan Judo tidak diperkenankan untuk mengenakan penutup kepala demi keselamatan.

Dilansir dari CNNIndonesia, Penanggung jawab pertandingan judo Indonesia di Asian Para Games 2018, Ahmad Bahar, mengungkapkan bahwa ini adalah pertama kalinya Indonesia mengirimkan wakil di nomor cabang blind judo di ajang Asian Para Games. 

Begitu pula aturan pelarangan penggunaan jilbab juga baru diterapkan tahun ini. Aturan ini termuat dalam aturan International Blind Sport Federation (IBSA) dan International Judo Federation (IFJ).

Dari pihak ofisial dan Komite Paralimpiade Indonesia sendiri sudah membujuk Miftahul Jannah untuk melepaskan jilbabnya saat bertanding. Bahkan orang tuanya juga turut memberikan pengertian kepada Miftahul Jannah, namun semua usaha itu tak membuahkan hasil. Prinsip yang dipegangnya terlalu kuat untuk dirubuhkan dengan embel-embel 'demi mengharumkan nama negara'.

Pelarangan penggunaan jilbab ini bukan tanpa alasan. Bahar menjelaskan bahwa jilbab berpotensi dimanfaatkan lawan untuk mencekik leher. Hal ini tentu bisa berakibat fatal bagi atlet yang mengenakannya.

Sangat disayangkan sekali. Tak sedikit netizen yang menganggap ini merupakan sebuah ketidakadilan. Namun, menurut Taufik Yudi, Deputi I INAPGOC Bidang Games Operation, keputusan diskualifikasi ini sudah sesuai peraturan. Peraturan ini bukan dari Asian Para Games, namun sudah merupakan ketetapan dari IJF dan IBSA.

Menanggapi hal ini, Imam Nahwari selaku Menteri Pemuda dan Olahraga meminta IJF untuk melakukan terobosan terhadap penggunaan jilbab terkait dengan keputusan diskualifikasi yang diterima Miftahul Jannah kemarin. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline