Lihat ke Halaman Asli

Widi Kurniawan

TERVERIFIKASI

Pegawai

Mager Tatap Muka dengan Agen Asuransi? Tenang, Asuransi Online Bisa Jadi Solusi

Diperbarui: 16 Januari 2022   11:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Canva / Foto: unsplash.com/Alejandro Escamilla

Pernahkah kamu menerima telepon berupa tawaran asuransi? Pernahkah kamu dihubungi teman lama, diajak ketemuan, eh ternyata justru ditawari produk asuransi?

Jika pernah, mungkin sebagian dari kita pernah merasa terganggu dan jengkel dengan penawaran-penawaran seperti itu. Bayangan semula ketika bertemu teman lama pastinya bakal ngobrol seru sambil mengenang kembali masa-masa menyenangkan. Eh, lha kok justru teman kita itu lebih aktif menjelaskan produk-produk asuransi daripada membahas nostalgia.

Para tenaga pemasar asuransi atau agen asuransi tak jarang mendapat stigma yang kurang mengenakkan. Terlebih jika memiliki hubungan pertemanan atau keluarga dengan kita. Mereka dianggap selalu ada maunya ketika ngajak ngobrol dengan kita. Selalu ada "iklan" atau "pesan sponsor" yang nyelip di tengah perbincangan.

"Eh, tau nggak sih? Kasihan banget tuh si Ucok kemarin jatuh dari motor keserempet mobil. Masuk rumah sakit nggak kuat bayar sampai hutang ke mana-mana. Coba waktu itu pakai asuransi dari aku ya? Dijamin gampang banget pas mau klaim. Kita nggak bakal tahu kapan musibah datang, makanya asuransi itu penting banget untuk memberikan perlindungan," kira-kira seperti inilah kata-kata seorang agen asuransi yang selalu "ada maunya".

Bagi orang yang masih awam dengan asuransi, atau justru apatis, kata-kata seperti itu bisa bikin alergi. Mungkin dalam benak kita muncul gerutuan seperti ini:

"Ngomong apaan sih ini orang? Nada bicaranya mirip kata-kata di brosur."

Mau menolak mentah-mentah sudah pasti tidak enak. Pada akhirnya, manggut-manggut dan sekedar senyum-senyum simpul menjadi tanggapan yang paling maksimal.

Padahal, para tenaga pemasar asuransi itu juga manusia biasa. Mereka begitu karena butuh mencari nafkah. Coba bayangkan jika orang-orang dikenalnya, justru perlahan menjauh gara-gara pekerjaannya bersinggungan dengan asuransi.

Nggak gitu juga seharusnya.

Masih banyak agen asuransi yang profesional, mengedepankan etika dan memiliki attitude yang baik. Mereka telah dilatih menjadi tenaga pemasar yang sadar mengenai batas-batas mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline