Lihat ke Halaman Asli

Widi Kurniawan

TERVERIFIKASI

Pegawai

Gara-gara Pandemi, TK dan PAUD Terancam Bangkrut?

Diperbarui: 20 Juni 2020   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana di sebuah PAUD | Foto: Kompas.com/Ika Fitriana)

Belum jelasnya keberlanjutan sekolah saat pandemi Covid-19 menyisakan kegalauan orang tua dan kalangan pendidik. Hal ini juga berlaku di level taman kanak-kanak (TK) dan pendidikan anak usia dini (PAUD).

Kini, di tengah ketidakpastian, banyak orangtua merasa harus menunda dulu keinginan untuk mendaftarkan anaknya ke PAUD atau yang juga kerap disebut sebagai play group

Demikian pula mereka yang memiliki anak PAUD dan sebenarnya ingin melanjutkan ke jenjang TK, terpaksa berpikir ulang dengan pilihan alternatif menerapkan homeschooling bagi anaknya daripada sama sekali tidak pernah juga datang ke sekolahan.

Berbeda dengan tingkat sekolah dasar (SD), pada jenjang TK dan PAUD anak-anak memang belum dibebani dengan kemampuan baca, tulis, dan hitung yang ribet (seharusnya sih...). Mengasah keterampilan motorik dan bermain adalah hal utama yang ditekankan pada anak-anak.

Maka tidak heran jika sebagian orang tua merasa mampu untuk mengambil alih peran guru di rumah dengan menerapkan kurikulum TK dan PAUD seperti mengajarkan mewarnai, menggambar, bernyanyi, berkebun, bermain dan lain-lain.

"Mendaftar TK tapi kenyataannya cuma diajari nyanyi dan dikasih tugas mewarnai secara online lewat WA kan tidak efektif dan buang-buang uang, lebih baik anak saya di rumah dulu fokus belajar sama saya, uang bulanan bisa buat beli buku anak-anak dan cari bahan pelajaran di internet," demikian curhat salah satu orangtua yang berencana tidak mendaftarkan anaknya ke jenjang TK selepas PAUD pada bulan ini.

Bagi orang tua yang berpikir untuk banting setir ke metode homeschooling, alasan mendasar selain biaya adalah kewaspadaan terhadap pandemi Covid-19 yang entah sampai kapan berakhir. 

Melepas anak-anaknya ke sekolah, andai sudah dinyatakan aman dan diterapkan protokol kesehatan yang ketat, bagi sebagian orangtua masih saja menimbulkan kekhawatiran.

Protokol kesehatan seketat apapun kuncinya adalah disiplin penerapan di lapangan. Masalahnya saat ini ketika berbagai tempat seperti perkantoran, mal, dan tempat-tempat umum lainnya mengklaim bahwa sudah ada protokol kesehatan, tetapi faktanya berbicara lain. 

Manusia itu sendiri yang melanggar dan tidak waspada, kerap abai saat berinteraksi dengan orang lain karena merasa tidak akan terjadi apa-apa ketika melakukannya dengan kawan sendiri yang sudah akrab. Salaman, bercanda tanpa masker, lupa cuci tangan, berbagi makanan dan sebagainya masih saja dilakukan.

So, bagaimana jika situasi tersebut juga terjadi di sekolahan pada jenjang TK dan PAUD? Apalagi anak-anak usia di jenjang itu masih belum mengerti sepenuhnya untuk menerapkan protokol kesehatan pencegahan corona.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline