Lihat ke Halaman Asli

Widi Kurniawan

TERVERIFIKASI

Pegawai

Jelang Ramadan, Jangan Pergi ke Pasar

Diperbarui: 22 April 2020   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana pasar jelang Ramadan (sumber: tangkapan layar instagram @infodepok_id)

Pagi-pagi sekali seorang tetangga sudah memanaskan mesin sepeda motornya di depan rumah. Ketika ditanya, ia menjawab hendak pergi ke pasar.

"Belanja buat puasa," ujarnya.

Bulan Ramadan memang sudah di depan mata. Tetapi kondisi akibat pandemi virus corona membuat Ramadan seolah berbeda. Bagaimanapun, kaum muslim harus menjalani Ramadan dengan tetap mengedepankan jaga jarak, phisycal distancing dan kalau bisa tetap berada di rumah.

Namun, sebagian masyarakat rupanya masih merasa belum puas jika mengawali Ramadan tanpa belanja kebutuhan di pasar. Terbukti pagi ini sudah bermunculan laporan dan foto-foto betapa padatnya suasana di berbagai pasar tradisional.

"Lho bukannya pasar tutup ya? Kok katanya masih ramai?" tanya saya kepada pedagang keliling yang lewat rumah saya.

"Iya memang tutup, tapi di masih banyak yang jualan di luar pasar, bukan di gedungnya," jawabnya.

Nah, memang serba dilematis kalau urusan perut. Banyak yang bilang "bisa jadi orang menderita bukan karena corona, tapi karena kelaparan".

Walau bagaimana, harus dipahami pula alasan para pedagang di pasar masih berjualan, meskipun di emperan, bukan di dalam pasarnya atau di tempat yang semestinya. Potensi rejeki menjelang Ramadan tentu pantang dilewatkan.

Bagi saya, belanja kebutuhan sehari-hari seperti sayur dan kawan-kawan, untungnya masih bisa dilakukan di berbagai warung sayur tak jauh dari rumah saya. Begitu pula melalui pedagang keliling yang masih lewat. Tentu saja protokol pencegahan virus corona lebih mudah dilakukan dibandingkan jika harus ke pasar tradisional.

Ya memang, siapa sih yang tidak ingin mengawali puasa Ramadan dengan menu sahur yang lebih istimewa dibandingkan  hari-hari biasa? Demikian pula saat buka puasa pertama, tentu banyak keluarga yang berlomba-lomba memenuhi meja makannya dengan sajian menu yang spesial.

Kalau tidak terpaksa, tentu menu darurat macam mie instan di saat pertama kali sahur bakal dihindari. Itu mah bagi saya biasanya menu andalan minggu kedua Ramadan. Maka pasar tradisional menjadi jawaban saat semua keinginan menu yang "berbeda" ingin diwujudkan, karena semua bahan untuk memasak ada di sana.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline