Lihat ke Halaman Asli

Widi Kurniawan

TERVERIFIKASI

Pegawai

Mengagumi Masjid Agung Al-Azhar

Diperbarui: 20 Mei 2018   10:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masjid Agung Al-Azhar di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan (foto: widikurniawan)

Jika menyebut salah satu masjid paling populer di Jakarta, bahkan Indonesia, nama Masjid Agung Al-Azhar di Kebayoran Baru sudah sepantasnya disebut. Masjid ini tak hanya memiliki sejarah panjang, eksistensinya hingga sekarang telah banyak diakui oleh kalangan muslim Indonesia.

Masjid ini mulai dibangun pada 1953 dan selesai pada 1958 dengan nama Masjid Agung Kebayoran Baru. Pada tahun 1961 Mahmoud Syaltout, Grand Syekh Al-Azhar Cairo ketika itu, mengunjungi Indonesia dan berkunjung ke masjid ini, kemudian berkenan memberikan nama Al-Azhar untuk masjid tersebut sehingga nama resminya menjadi Masjid Agung Al-Azhar.

Masjid yang berada di bawah naungan Yayasan Pesantren Indonesia (YPI) Al-Azhar ini sangat lekat dengan nama besar Buya Prof. Dr. Hamka. Beliaulah sosok yang mendorong tumbuh dan berkembangnya sekolah-sekolah Islam Al-Azhar yang berpusat di kompleks Masjid Agung Al-Azhar (sumber: al-azhar.or.id).

Tampak luar Masjid Agung Al-Azhar (foto: widikurniawan)

Dilansir dari situs resmi al-azhar.or.id, saat ini terdapat lebih dari 25 kelompok kegiatan yang sehari-hari menyemarakkan kehidupan beragama di kompleks Masjid Agung Al-Azhar, dengan beragam bentuk dan corak aktifitas, seperti majelis taklim, pengajian, kursus, ceramah umum, diskusi, pelayanan kesehatan, pelayanan jenazah, bimbingan perjalanan haji dan umrah, pencak silat, madrasah diniyah, pendidikan formal dari jenjang taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, bahkan sampai pada pelayanan perbankan dan travel biro.

Lokasi Masjid Agung Al-Azhar memang sangat strategis dan mudah dicapai. Masjid ini dikelilingi oleh kompleks perkantoran pemerintah seperti Kementerian PANRB, PUPR, Agraria dan Tata Ruang, Mabes Polri hingga Gedung Sekretariat ASEAN. Selain itu keberadaan sekolah Al-Azhar serta Universitas Islam Al-Azhar, semakin membuat masjid ini tak pernah sepi.

Jalan Sisingamangaraja yang membentang di depan kompleks masjid juga merupakan lanjutan dari jalan protokol Sudirman sehingga akses transportasi sangat mudah dicapai. Bahkan bagi pengguna transportasi umum, hanya perlu menggunakan bus transjakarta koridor I jurusan Jakarta Kota-Blok M dan bisa turun langsung di halte Masjid Agung yang berada persis di depan kompleks masjid.

Masjid ini dari luar tampak terlihat anggun dan elegan dengan dominasi warna putih, termasuk pada kubahnya. Tampak sederhana dan klasik tapi justru menimbulkan kesan yang kuat. Tempat shalat utama berada di lantai dua, sedangkan bangunan di bawahnya yang disebut sebagai Aula Buya Hamka merupakan ruang serbaguna untuk berbagai kegiatan termasuk resepsi pernikahan.

Ruang utama untuk shalat (foto: widikurniawan)

Memasuki bagian dalam masjid, tetiba akan merasakan aura kemegahan dan ketenangan. Jendela-jendela tinggi dari kayu mengesankan sejarah yang kuat. Juga ornamen-ornamen kaligrafi di dinding serta langit-langit, seolah membuat setiap pengunjung memasuki suana religi yang begitu dalam.

Interior Masjid Agung Al-Azhar yang mengagumkan (foto: widikurniawan)

Jamaah Masjid Agung Al-Azhar tak hanya berasal dari sekitar masjid, tetapi dari berbagai penjuru daerah. Jika hari biasa saja tak pernah sepi, apalagi saat Ramadan seperti sekarang. Dari mulai shalat tarawih berjamaah yang selalu saja dipenuhi jamaah, tadarus, tahsin dan tadabur Al Quran hingga itikaf yang biasanya makin ramai di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan.

Jendela kayu tinggi yang berderet (foto: widikurniawan)

Suasana Ramadan juga terasa di luar bangunan masjid. Kegiatan seperti bazar hingga pembukaan stand  khusus untuk penerimaan zakat, infaq dan sodaqoh (ZIS) merupakan aktivitas tahunan yang terlihat di kompleks Masjid Agung Al-Azhar.

Menuju lantai dua untuk beribadah (foto: widikurniawan)

Masjid Agung Al-Azhar bisa jadi merupakan bukti keberhasilan pemberdayaan umat yang berpusat pada masjid. Tak hanya untuk tempat beribadah, masjid ini membuktikan bahwa masjid bisa berperan lebih jauh lagi berperan penting membangun peradaban.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline