Lihat ke Halaman Asli

Widi Kurniawan

TERVERIFIKASI

Pegawai

Ketika Anak-anak Kecil Mampu Menerbitkan Buku

Diperbarui: 14 April 2018   23:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebuah stand yang menampilkan buku karya anak-anak di Festival Buku SAI Cibinong (foto by widikurniawan)

Bagi kebanyakan orang, menulis buku bahkan menerbitkannya barangkali menjadi hal yang tidak pernah terbayangkan. Namun, anak-anak ini telah melangkah lebih jauh dari kebanyakan orang. Mereka berhasil menerbitkan buku-buku hasil karya sendiri dan meluncurkannya dalam sebuah Festival Buku.

"Ayo dibeli bukunya, ini tentang batuan sedimen, yang ini batuan metamorf..." ucap anak-anak itu mempromosikan hasil karyanya kepada pengunjung.

Luar biasa. Anak-anak kecil itu tak hanya menerbitkan buku, tetapi mereka juga memasarkan sendiri bukunya.

Itulah pemandangan yang terekam di Festival Buku Sekolah Alam Indonesia Cibinong, Sabtu (14/4), pagi. Siswa-siswi dari mulai jenjang Kelompok Bermain, Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Dasar di Sekolah Alam Indonesia (SAI) Cibinong, tampak antusias memamerkan buku hasil karya mereka. Bergantian pula mereka per kelas naik ke panggung dan melakukan bedah buku layaknya penulis dewasa yang tengah melakukan promo bukunya.

Kemeriahan Festival Buku anak-anak SAI Cibinong (foto by widikurniawan)

Total sebanyak 19 judul buku yang berhasil dibuat. Temanya pun beragam, sesuai dengan tema pembelajaran di kelas masing-masing pada semester ini. Misalnya ketika di kelas 4 SD tengah mempelajari  tema  bebatuan,  maka buku  yang  diterbitkan pun menceritakan tentang bebatuan dari sudut pandang  mereka. Begitu  pula  kelas 2 SD yang menerbitkan buku-buku dengan gaya komik bertema transportasi sesuai tema pelajaran yang saat ini mereka terima.

Menariknya, proses pembuatan buku-buku ini tidak instan dan satu arah atau hanya bersumber pada pengetahuan yang diberikan guru di kelas. Seperti halnya anak-anak kelas 4 SD yang menjadikan kegiatan outing ke Yogyakarta untuk memperdalam kandungan buku yang akan mereka terbitkan.

Mereka melakukan penelitian dengan berkunjung ke Gua Cereme, Museum Gunung Merapi hingga Museum Geoteknologi dan Mineral UPN Yogyakarta serta melakukan wawancara dan diskusi dengan geolog dari UGM.

Materi promosi di sebuah stand (foto by widikurniawan)

Demikian pula yang dilakukan oleh anak-anak kelas 5 SD yang menjadikan kegiatan outing ke Ujung Kulon sebagai sumber inspirasi buku yang mereka susun. Kegiatan outing selama sepekan di Ujung Kulon mereka rencanakan sendiri jauh-jauh hari, termasuk dalam hal penggalangan dana melalui kegiatan wirausaha dan menggandeng pihak sponsor.

Anak-anak seusia mereka bahkan telah berani tampil di hadapan beberapa pihak perusahaan  untuk mempresentasikan proposal kegiatan tersebut. Hasilnya terbitlah beberapa buku tentang pengamatan selama di Ujung Kulon, misalnya tentang Badak Jawa, Banteng Jawa dan Rusa Jawa.

Seperti yang dikatakan oleh Rima Aulia, Kepala Sekolah Alam Indonesia Cibinong, membuat buku merupakan kegiatan yang bermanfaat besar. Buku yang dibuat kelas 4 SD misalnya, akan bermanfaat bagi adik kelasnya sebagai gambaran pelajaran yang akan mereka terima saat naik kelas.

"Proses pembuatannya dimulai dari anak-anak dan diakhiri oleh anak-anak, dari mulai ide, layout mau bagaimana bentuknya mereka yang atur. Bahkan sampai diskusi tentang harga jual buku, mereka pula yang tentukan," tutur Rima Aulia kepada para pengunjung Festival Buku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline