Hujan lebat mengguyur Jakarta dari siang hingga sore hari pada Rabu (26/4/2017) kemarin. Sekira empat jam, hujan akhirnya reda tetapi menyisakan kabar bahwa terjadi genangan, banjir dan macet di mana-mana.
Seperti biasa, saya memesan ojek online untuk membawa saya ke Stasiun Duren Kalibata sebelum akhirnya ditampung oleh KRL Commuterline menuju arah Bogor. Setelah menunggu cukup lama (faktor usai hujan tentunya) akhirnya ojek online pun datang.
“Maaf Pak, saya kira perempuan..” ucap si abang ojek seraya terkejut melihat saya.
“Tenang Bang, sudah biasa mah saya dikira ibu-ibu... kita ke Kalibata ya, lewat Kemang aja,” ucap saya.
Saya cukup lega di awal-awal perjalanan, ternyata dari kawasan Blok M tidak terlalu macet seperti biasanya. Perjalanan relatif lancar hingga masuk ke daerah Kemang Utara. Deretan mobil dan motor terlihat mengular seolah terpaku oleh sesuatu. Ternyata di depan kami terdapat genangan air setinggi betis akibat luapan sungai yang memang langganan banjir ketika hujan deras turun.
“Wah, gimana Bang?” tanya saya cemas.
“Nggak ada jalan lain ya Pak? Belok kiri ditutup, banjir juga, depan banjir, balik lagi kejauhan...” ujarnya.
Sementara terlihat beberapa sepeda motor yang nekat menerobos genangan air malah mesinnya mati. Kendaraan roda empat juga terlihat ragu-ragu menerobos. Saya sempat berpikir mau turun saja menyudahi perjalanan mengingat kasihan si abang ojek seandainya terjadi sesuatu dengan motornya.
Namun...
“Lho Bang, yakin nih?” ucap saya ketika si abang ojek malah nekat memacu motornya menerobos genangan air.
“Semoga deh Pak, yakin saja lah...” ujarnya.