Ini kisah mamiku seorang perempuan jawa yang mempunyai sembilan anak. Anak pertamanya adalah lelaki.. Konon kata temanku, dalam konsep perempuan jawa, anak lanang (lelaki) mbarep biasanya adalah pangeran kodoknya yang akan dikrungekepi meski anak panah meluncur deras menghujam pada punggungnya. Kisah ini saya tuliskan untuk berbagi tentang hidup dan kehidupan ini. Apakah benar kata sosiolog tentang k0nsep perempuan jawa bahwa anak pertama lelaki seperti pangeran kodok, dimana sang ibu siap mengorbankan dirinya walau anak panah deras menghujam tidak dihiraukan asalkan anak nya selamat.
bertahun mami menderita karena ulah anak sulungnya, tetapi tidak sedikitpun ada marah di hatinya, di mata mamiku anak sulungnya ibarat pangeran yg harus dilindungi. kami adik-adiknya selalu diingatkan untuk memaafkan dan tetap menghormatinya
tetapi tetap tidak berubah, apakah pangeran kodok sudah membusuk hatinya sekian puluh tahun membuat mami menderita tidak sedikitpun tergerak hatinya untuk mohon maaf atas segala dosanya. Dan sampai detik ini mami masih menunggu pangeran kodok datang bersimpuh dihadapannya dan mohon maaf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H