Pulau Jawa, sebuah pulau di Indonesia, dikenal memiliki potensi besar di berbagai sektor, termasuk budaya, pariwisata, pendidikan, dan ekonomi. Namun, Jawa masih menghadapi tantangan yang signifikan, salah satunya adalah tingkat kemiskinan yang relatif tinggi meskipun terdapat tren penurunan. Salah satu sektor yang memerlukan perhatian khusus adalah industri batik, yang merupakan bagian penting dari warisan budaya dan ekonomi lokal. Tantangan utama yang dihadapi oleh industri ini antara lain adalah meningkatnya biaya produksi, kurangnya minat dari generasi muda untuk melanjutkan usaha batik, serta kurangnya dukungan dari regulasi pemerintah. Selain itu, para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) batik juga sering kali menghadapi kesulitan dalam mengakses pasar yang lebih luas, menghadapi perubahan tren pasar yang cepat, dan mengalami masalah pemalsuan produk. Dalam upaya mengatasi tantangan tersebut, diperlukan strategi pemasaran yang inovatif dan dukungan teknologi digital yang efektif. Platform Ekosistem Desa (Ekodes) hadir sebagai solusi yang menawarkan berbagai fitur digital yang memungkinkan UMKM batik untuk mempromosikan produk mereka, mengelola bisnis dengan lebih efisien, dan mendapatkan dukungan dalam menghadapi tantangan di era ekonomi yang semakin terhubung. Penelitian yang telah dilakukan diimplementasikan di Forum Batik Laweyan sebagai salah satu proyek percontohan dalam penerapan platform Ekodes.
Forum Batik Laweyan dipilih karena memiliki potensi besar sebagai pusat batik yang bersejarah dan terkenal. Implementasi platform Ekodes bertujuan untuk mendigitalisasi dan mengoptimalkan pengelolaan serta pemasaran batik di kawasan tersebut. Meskipun demikian, kondisi saat ini menunjukkan bahwa banyak wisatawan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, datang ke Kampung Batik Laweyan. Fenomena ini menciptakan peluang besar untuk mengembangkan transformasi digital guna meningkatkan literasi digital dan pemahaman masyarakat setempat. Hal ini diharapkan dapat membantu mereka dalam memanfaatkan teknologi untuk pemasaran digital, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan daya saing produk batik Laweyan.
Harapannya, di masa depan, pengembangan ini tidak hanya terbatas pada platform digital saja, tetapi juga mencakup berbagai bentuk pelatihan seperti pemasaran digital, teknologi keuangan, manajemen keamanan website, serta keterampilan dalam copywriting dan fotografi produk. Dengan demikian, masyarakat dan pengusaha batik di Laweyan dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengelola bisnis secara lebih efektif dan aman, serta menciptakan produk yang lebih menarik dan kompetitif di pasar global.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H