Lihat ke Halaman Asli

Widi Admojo

Widiadmojo adalah seorang guru, tinggal di Kebumen

Mengapa Harus Ada Konflik Sekolah dengan Orangtua Murid?

Diperbarui: 12 Maret 2020   14:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi penulis

  • Tulisan dari kompasianer Ozy V Alantika, yang mengulas tentang konflik antara sekolah dan wali murid di sebuah sekolah di Tanjung Jabung Barat, Propinsi Jambi, di mana ada wali murid yang mengamuk di sekolah dan menganiaya kepala sekolahnya, tentu merupakan sebuah peristiwa yang memprihatinkan. Tidak patut, tidak terpuji, dan layak untuk diusut tuntas agar lembaga pendidikan dan tenaga kependidikannya  tidak begitu mudahnya diperlakukan dengan seenaknya.

Peristiwa tersebut jelas memalukan. Sekaligus juga menjadi keprihatinan yang mendalam. Namun demikian, tentu tidak boleh hanya berhenti pada memberikan respon keprihatinan belaka terhadap kasus tersebut. Sebab bila diidentifikasi secara lebih luas, banyak peristiwa senada yang terjadi diberbagai tempat dengan berbagai peristiwa. 

Pernah ada seorang wali murid menggugat sekolah karena anaknya tidak naik kelas. Pernah pula seorang guru dianiaya siswa dan orang tuanya padahal si guru sedang mengajar di kelas. Peristiwa-peristiwa ini menjadi keprihatinan.

Pertanyaannya adalah mengapa harus terjadi konflik antara sekolah dengan orang tua murid? Adakah metoda atau cara, atau formula yang memungkinkan hubungan yang lebih harmonis, saling mensuport, saling menghormati dan menghargai peran masing-masing dalam berkontribusi terhadap pendiikan anaknya? Inilah barangkali yang lebih penting, karena merespon dengan keprihatinan saja tentu tidak cukup.

Secara sederhana, terjadinya konflik sering disebabkan karena mis komunikasi. Belum ada kesepahaman informasi yang memadai diantara keduanya. Dalam hal apa saja. Mulai dari sisi standar yang berhubungan dengan  kurikulum yang ada di sekolah, standar pembiayaan, standar kelulusan, standar sarana prasarana, sampai pada standar pengelolaan, penilaian, dan standar pendidik tenaga kependidikan. Informasi komunikasi yang memuat beberapa standar yang ada di lembaga pendidikan tersebut sangat penting untuk meningkatkan pemahamana bahkan pencerahan yang kontributif dari masyarakat termasuk orang tua wali murid.

Ketimpangan informasi dan komunikasi terhadap beberapa hal tersebut tentu memungkinkan terjadinya kesalahpahaman informasi dan pandangan. Wali murid yang paham betul tentang bagaimana standar pembiayaan di sebuah sekolah, maka ia tidak akan "neko-neko" terhadap permasalahan pembiayaan di sekolah karena sudah mengerti betul bagaimana standar pembiayaan dilaksanakan di sekolah. 

Wali murid juga tidak akan tersulut emosinya manakala ia paham betul bagaimana prosedur dan standar penilaian yang terjadi di lembaga sekolah anaknya. Sehingga ketika membaca laporan tentang prestasi belajar anaknya, ia sudah sangat paham alur dan kronologi serta tata aturan penilaian yang dilakukan oleh sekolah terhadap putranya. 

Hal ini bisa jadi lain, bila orang tua tidak tahu sama sekali tentang prosedur dan standar penilaian yang ada di sekolah. Ketidaktahuan bisa memunculkan prasangka, prematur dalam memberikan kesimpulan serta tentu saja sangat memungkinkan menimbulkan konflik antara sekolah dengan wali murid. Bisa jadi berupa protes ringan, sampai pada perbuatan yang diluar dugaan dan viral, misalnya menggugat, melukai secara fisik para tenaga kependidikan di sekolah dan lain sebagainya.

Lepas dari sikap memberikan toleransi terhadap sikap masyarakat yang berlebihan dan kurang menghargai pendidikan, evaluasi diri pada masing-masing lembaga tetap harus diupayakan dengan detail dan maksimal. Perlu ada cek list yang ketat tentang sosialisasi beberapa kebijakan dan informasi tentang standar-standar pendidikan yang ada di sekolah kepada orang tua murid. 

Transparansi secara maksimal ini sangat penting untuk menghindarkan drii dari konflik. Karena biasanya start munculnya konflik adalah karena buntunya komunikasi dan tiadanya komunikasi yang baik antara keduanya. Terlebih lagi yang berhubungan dengan pelayanan terhadap siswa. Hal ini menjadi sangat sensitif untuk dicerna oleh orang tua murid. Perlakuan pelayanan yang tidak jelas bisa menjadi permaaslahan.

Forum untuk menciptakan komunikasi yang baik tentu beraneka ragam. Melalui berbagai sosialisasi, ceramah-ceramah, dan bentuk lain yang menjamin tersalurnya komunikasi terhadap keduanya menjadi penting untuk dilaksanakan. Semoga sedikti tulisan ini bermanfaat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline