Lihat ke Halaman Asli

Widia Devi Kumala Sari

Wanita Pembelajar

Serunya Makan Malam bersama Orang-orang Luxemburg

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Deutschland, 18.1.14

Harusnya hari Sabtu ini waktuku untuk bersih-bersih rumah, tapi aku kali ini gak disuruh :D. Jadi hanya menemani si kecil untuk (basteln/membuat suatu keterampilan). Kali ini aku membantu dia membuat burung-burung dari kertas, membuat bunga, membuat kumbang, dan juga membuat kapal bajak laut.

Hari sudah sore, aku gak ikut aktivitas orang-orang. Mereka pada sibuk sendiri. Aku berinisiatif untuk mengintip ke lantai bawah, oh ternyata hari ini ada pertemuan kolega di rumah ini. Iya ayahnya si kecil mengundang rekan kerjanya untuk makan malam bersama di rumah ini.

Aku kembali ke lantai atas, aku takut mengganggu mereka. Karena kala itu rekan kerja si ayah sudah ada yang datang ke rumah. Tak lama kemudian, si kecil datang padaku dan memintaku untuk turun ke bawah. Iya ayahnya si kecil menyuruhnya untuk memanggilku. Aku sudah berteriak di dalam hati, aku malam ini gak diajak makan malam juga gak apa-apa. Karena kan keluarga ini sibuk sama koleganya. Tapi ternyata teriakan di hati kecilku itu salah. Aku disuruh ayah si kecil turun untuk apa coba? Dikenalin ke rekan-rekan kerjanya. Wuihhhh, saluttt. Aku kira mereka malu kalau aku ikut-ikutan gabung, eh nyatanya malah memang disuruh gabung. Kereen banget keluarga ini, sudah baik ramah pula.

Satu persatu rekan kerja ayah berdatangan sambil membawa kado. Orang sini kalau diundang ke suatu acara pasti mereka membawa bingkisan/kado. Gak usah disuruh untuk bawa kado juga mereka akan membawa sendiri. Aku pun selalu diperkenalkan ke koleganya setiap satu persatu dari koleganya datang. ,Sie ist Widia. Sie ist unser Au Pair‘ kata Ayah si kecil. Artinya: dia bernama Widia, dia aupair kami. Busyet hatiku berdegup kencang sambil menyapa rekan-rekan Ayah dengan kata hallo dan berjabat tangan. :D

Rekan-rekan si ayah otomatis juga rekan si ibu. Bagaimana bisa? Iya, ayah dan ibu si kecil kan kerja di satu bidang yang sama. Di salah satu rumah sakit di Luxemburg city. Jadi rekan-rekan mereka kebanyakan orang Luxemburg. Huahahahahha. Dan mereka bule semua, yaiyalah :D

Jam 19.00 tepat kami menuju ruang makan bersama, aku duduk di sebelah ibu-ibu cantik. Cantik karena dia selalu tersenyum ramah kepadaku. Dia orang Luxemburg dan ketika bercakap-cakap denganku dia menggunakan bahasa Jerman. Ngobrol cukup panjang, dia bilang pernah ke Indonesia. Dan dia bilang kalau Indonesia punya banyak pulau. Iya memang Indonesia kaya akan pulaunya. Dalam hatiku, ibu ini keren, wawasannya luas, ramaaah banget. Bahkan ngobrol pun dengan mimik wajah senyum.

Kali ini benar-benar makan malam besar. Biasanya kami selalu makan malam dengan roti. Kalau nggak roti sama selai ya roti sama keju dan salami. Atau kalau lagi ingin makan malam hangat, pasti dihidangkan roti panggang dan juga sandwich. Untuk saat ini meja ditata rapi dengan banyak hidangan makanan diatasnya. Ada roti, keju, kentang rebus, campignons (jamur yang disortir), udang, salat wortel, keripik kentang, bumbu kental, daging ayam, daging sapi, daging babi (aku gak boleh makan daging yang ini :D) ada pula potongan nanas, anggur hijau, apel, tomat, timun, pisang, buah pir, melon.

Di meja tersebut dilengkapi dengan alat panggang elektrik. Enak banget, praktis gak perlu arang dan juga kipas kayak orang jualan sate :D. Disini alat-alat masak pada canggih dan elektrik.

Jadi gak semua makanan yang aku sebutkan diatas tadi sudah matang. Orang Jerman suka makanan yang masih panas, oleh sebab itu sebelum menyantap makanan, mereka bersama-sama memanggangnya terlebih dahulu.

Diujung pintu juga terdapat satu meja full minuman. Menu minumannya yaitu (weiß wein/anggur putih), (rot wein/anggur merah), bier, cola, fanta rasa jeruk, air putih mineral, jus apel+anggur, jus mangga+buah pir, dan tak lupa air soda. Sebelah meja itu terdapat berbagai macam bentuk gelas yang cantik nan mewah. Tahu nggak kalian? Kalau orang luar minum bir dengan gelas berkaki yang indah lalu gelas tersebut diangkat dan di benturkan bersamaan hingga bunyi ‚ting‘ sebagai tanda bahwa minuman siap untuk diminum :D Nah gelas-gelas yang disini semuanya berbentuk demikian. Kalau masih nggak mudeng, ya lewati aja deh hehehe.

Jam menunjukkan pukul setengah 9 malam. Perutku rasanya kenyaaang banget. Ibarat beli bensin untuk kendaraan, aku tuh belinya full dan si petugas pertamina ceroboh hingga bensin yang aku beli diisi sampai tumpah-tumpah. Itu tuh rasanya perutku saat itu. Wkwkwkwk

Dan aku punya kebiasaan buruk kayaknya. Setiap selesai makan, perut kenyang, pasti ngantuk. Sembari aku gak mudeng apa yang mereka perbincangkan, mereka ngobrol pakai bahasa Luxemburg dengan tertawa terbahak-bahak. Dimana aku gak paham sama sekali. Walaupun bahasanya hampir sama dengan bahasa Jerman, tetap aku gak nyambung :D.

Berkali-kali mereka bilang metsi. Aku gak tahu bagaimana tulisannya yang benar, intinya itu artinya danke alias thank you alias terima kasih. :D Selanjutnya aku pun berinisiatif untuk kondur dari ruang makan. Ich habe keine Lust mehr, batinku dalam hati. Aku pun pamit ke ibu si kecil dan pergi tidur. Entah makan malam itu berlangsung hingga jam berapa. Pastinya waktu jam 11 malam, dimana aku belum bisa tidur lelap, mereka masih saling ngobrol dan terdengar sedikit-sedikit cekikian tawa canda ria dari kamar tidurku. Huhuhu indahnya malam minggu ini :D




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline