Lihat ke Halaman Asli

Studi Doktor: Katakan "Iya" untuk Tiga Tahun

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Jangan mengeluhkan tingkat kesulitan, inilah yang membedakan dengan jenjang studi yang sebelumnya. Harus disadari pada masa studi ini diperlukan ketekunan, semangat, dan konsistensi. Usia yang tidak muda hendaknya jangan dijadikan kendala, tetapi inilah contoh bagi kami yang muda bahwa anda masih bersemangat dalam mencari ilmu untuk disampaikan lagi kepada generasi muda bangsa ini.

Tidak terasa sudah memasuki tahun ke-2 pendidikan doktor. Dua kali mengikuti sesi akreditasi untuk kampus tempat dimana saya melanjutkan studi. Akreditasi pertama dilakukan oleh RSC (Royal Society of Chemistry) untuk program sarjana, dan yang terakhir kemarin untuk BAN-PT untuk program doktor. Tidak seperti akreditasi program sarjana, kali ini ada sesi wawancara dengan mahasiswa.

Hal yang menggelitik ditanyakan oleh asesor adalah kurikulum kampus yang menyatakan bahwa program studi doktor dilakukan dalam kurun waktu tiga tahun, tetapi kenyataannya bahwa rata-rata mahasiswa menyelesaikan studi selama empat koma enam tahun. Asesor juga menanyakan mengenai biaya karena beasiswa hanya diberikan untuk masa studi tiga tahun saja. Beberapa mahasiswa menjawab bahwa biaya berasal dari bantuan dari tempat mereka mengajar.

Menurut analisa kami, kendala yang ada adalah di awal masa studi. Tidak semua mahasiswa yang datang ke kampus ini memiliki topik yang sesuai dengan grup riset yang ada. Penyesuaian ini bukan berarti mahasiswa tidak mandiri dalam menentukan topik tetapi dapat juga dilakukan dengan kolaborasi topik sendiri dan topik grup, dan inilah yang membutuhkan waktu. Tidak sedikit mahasiswa doktor yang membutuhkan waktu satu tahun untuk menentukan topik, sehingga penelitian baru dilakukan pada tahun kedua. Kendala berikutnya adalah proposal disertasi, ujian proposal, dan mata kuliah. Tiga matakuliah meliputi filsafat sains, studi khusus 1 dan 2 diambil sesuai dengan diskusi dengan promotor (profesor). Ada beberapa mahasiswa yang mesti mengulang, tetapi ada juga yang mengambil laporan kemajuan penelitian sebagai studi khusus 1 dan 2. Ada kendala lagi, yaitu bagi mereka yang sudah berkeluarga.

Tetapi tidak semua demikian, dari beberapa mahasiswa sudah memulai pekerjaan penelitian beberapa bulan sebelum memasuki masa studi doktor, itu disebabkan kami sudah berdiskusi topik dengan profesor jauh hari sebelum kami mendaftar secara formal. Seorang profesor rata-rata memiliki filosofi pemikiran yang baik untuk riset yang akan dilakukan oleh mahasiswanya. Dan, sebagai mahasiswa hendaknya juga tidak boleh malas untuk membaca perkembangan topik risetnya melalui beragam publikasi baik nasional maupun internasional. Karena tugas profesor adalah mengarahkan mahasiswa agar tetap berada pada jalur semestinya, selebihnya adalah kemandirian mahasiswa tersebut.

Ini hendaknya menjadi catatan bagi yang akan menempuh studi doktor, bukan hanya untuk studi di luar negeri tapi juga studi di dalam negeri. Kematangan topik yang akan diambil, calon pembimbing, dan kendala teknis yang akan dihadapi patut dipersiapkan selain persyaratan formal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline