Lihat ke Halaman Asli

Widha Karina

TERVERIFIKASI

Content Worker

Segarnya "1670", Komedi Satir Polandia yang Bikin Terkekeh Jahil

Diperbarui: 13 Maret 2024   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster 1670. Koleksi 1670 via seriesjunkies.de

"Mari kita mulai sensus kafir tahunan ini. Polandia adalah negara toleran, jadi kalian diterima di komunitas kami. Tapi aku berkewajiban menyampaikan bahwa setelah mati, kalian akan membusuk di neraka karena jahat."

Tawa saya meledak menonton dialog pembuka episode keempat serial Netflix berjudul "1670" di atas.

Film serial ini nakal betul. Dengan lancangnya ia mengejek kaum beragama yang gemar memvonis nasib orang lain berdasarkan kacamata keyakinannya sendiri.

Dialog di atas diucapkan oleh Jan Pawel Adamczewski (diperankan oleh Bartomiej Topa). Ia adalah seorang tuan tanah bangsawan, pemilik sebuah lahan desa bernama Adamczycha, di pedalaman Polandia. Ia melakukan survei tahunan atas puluhan pelayan/budaknya yang tinggal di situ.

Adegan ini tambah menggelitik ketika masing-masing budak/pelayan tersebut gugup menyebutkan imannya di bawah tatapan tajam Jan Pawel, istri dan anaknya yang menganut Katolik Roma taat.

"Aku Yahudi, sama seperti tahun lalu," ucap seorang pengelola kedai takut-takut. Ia jelas-jelas berpakaian Yahudi ortodoks. Lengkap dengan mantol hitam dan topi yang menjulurkan uliran rambut di tepi jambang.

"Kami berharap tahun depan, kau akan sedikit lebih baik," balas Jan Pawel, sembari tersenyum. (Tanggapan wuopoooo kuwi hahahahha).

Masyarakat Adamczycha via  kolbuszowalokalnie.pl

-----

Mengambil setting periode Aufklarung, serial "1670" justru tak mencerminkan semangat pencerahan sama sekali. Atau mungkin, pencerahan memang belum sempat mampir ke desa Adamczycha yang terpencil. Tempat Jan Pawel tinggal bersama istri, 3 anak, dan puluhan budaknya.

Sepanjang 8 episode, kita akan disuguhkan oleh kritik sosial yang dibalut komedi satir. Bertabur ironi yang bikin nyengir. Tak akan ada yang luput digugat; mulai dari agama, aristokrasi, (cita-cita) demokrasi, perbudakan, hak-hak perempuan & minoritas, lingkungan, hukum, LGBT, dan masih banyak lagi. Rangkaian permasalahan dipaparkan secara absurd seolah-olah kita tengah membaca naskah teater yang serampangan mempertemukan fenomena masa lampau dan kontemporer. Tapi padu. Tapi lucu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline