Perhelatan akbar Festival Teater Jakarta (FTJ) 2016 akhirnya tuntas juga. Ajang tahunan yang telah terselenggara untuk ke-44 kalinya ini ditutup dengan pengumuman pemenang lomba oleh Dewan Juri/Tim Kurator pada Jumat malam (9/12) di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Pengumuman pemenang terlebih dahulu diawali dengan pembacaan kuratorial dan pertunjukan teater bertajuk “Semegiao Random 02” oleh kelompok teater MuDa dari Jepang.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, FTJ 2016 terlebih dahulu dimulai dengan kompetisi antar kelompok teater yang diselenggarakan pada 5 wilayah, yakni Wilayah Pusat, Utara, Timur, Selatan, dan Barat. Kemudian tiga pemenang dari setiap wilayah dilombakan kembali dalam panggung final pertunjukan FTJ yang bertuan rumah di TIM.
Pada tahun ini, dari total 29 grup yang menampilkan karya, sebanyak 16 kelompok teater berhasil masuk babak final dan mementaskan pertunjukan di hadapan Dewan Juri/Kurator. Setelah melalui serangkaian jadwal pementasan yang padat dari 21 November – 9 Desember, serta diselingi dengan beberapa pertunjukan grup teater tamu, diskusi, pameran arsip, workshop seni pertunjukan, dan ragam hiburan, maka terpilih pemenang-pemenang berikut ini:
- Penata musik terbaik: Muhammad Sofyan, dalam Pementasan “Rumah yang Dikuburkan” oleh Teater Kembali 1
- Penata artistik terbaik: Ahmad Sultan, dalam pementasan “1 Lelaki, 3 Perempuan dan Octopus” oleh Teater Poros
- Pemeran pembantu wanita terbaik: Siti Rukoyah (sebagai Limbuk), dalam pementasan “Dawala dan Hilangnya Jimat Kalimasada” oleh Teater eLNa’ma
- Pemeran pembantu pria terbaik: Yuniarto Wibowo (sebagai Sutradara), dalam pementsan “Ari-ari atawa Interogasi 2” oleh Teater HIjau Lima Satu
- Pemeran utama wanita terbaik: Ratna Alfiani (sebagai Guatnio), dalam pementasan “Tanah Lie” oleh Teater Alamat
- Pemeran utama pria terbaik: Sammy Afanto (sebagai Malin), dalam pementasan “Ari-ari atawa Interogasi 2” oleh Teater HIjau Lima Satu
- Penyutradaraan terbaik: Budi Yasin Misbach dalam pementasan “Tanah Lie” oleh Teater Alamat
- Pementasan terbaik III: “1 Lelaki, 3 Perempuan dan Octopus” oleh Teater Poros
Pementasan terbaik II: “Tanah Lie” oleh Teater Alamat
Pementasan terbaik I: “Ari-ari atawa Interogasi 2” oleh Teater Hijau Lima Satu
Mengenai deretan pemenang tersebut, Gandung Bondowoso, selaku ketua Dewan Juri/Tim Kurator mewakili anggota yang lain, yakni Autar Abdillah, Dindon WS, Nirwan Dewanto, dan Zen Hae, mengatakan ada penurunan kualitas pertunjukan dari berbagai aspek dari tahun ke tahun. Padahal, zaman telah berubah dan membutuhkan banyak penyesuaian kualitas dari pertunjukan-pertunjukan teater. (Hal ini senada dengan tema FTJ 2016, yakni //TRANS>ISI// (dibaca: transisi), bahwa perlu ada peralihan dari berbagai aspek teater untuk menjembatani batas antara yang tradisional dan modern, khususnya dalam seni pertunjukan teater).
Setelah pembacaan dan penganugerahan hadiah kepada para pemenang, para undangan (didominasi oleh grup teater penampil lomba) langsung menikmati santap malam prasmanan yang tersedia di lobby Teater Jakarta. Tersedia pula panggung “Tarling is Darling” yang mendendangkan lagu-lagu populer dan mengajak audiens bergoyang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H