Lihat ke Halaman Asli

Widha Karina

TERVERIFIKASI

Content Worker

Sandi Simpul

Diperbarui: 22 Juli 2016   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: shutterstock.com

Saya ini seperti simpul. Tidak bisa kamu ikat betul.
Beritahu keputusanmu ketika kamu paham artinya.
Apakah kamu yakin ingin hidup bersama seorang yang menyerupai simpul
?”

Ketiga kalimat itu sontak muncul dalam kepala Lastri sejak ia menerima telepon Prama dari tepian Port of Eden.

Bulan lalu, di Sunda Kelapa.
Itu adalah pertemuan antara dua orang yang bernegosiasi tentang hari tua. Sang lelaki benci pada dirinya sendiri yang menurutnya mirip sebuah simpul dasar. Padahal lelaki tersebut seorang pelayar. Tidakkah pelayar sudah akrab membuat simpul? Mengapa pula pelayar harus benci terhadap apa yang sehari-hari dibuatnya?

--------

Lastri mengulum sendu di lokasi yang sama.

Menggantung kaki di buritan perahu nelayan yang parkir menanti senja.

Ia menggenggam tali polyester dan buku tali temali.

Pikirannya mengutuk. Ia belum juga memecahkan makna di balik sebuah simpul, di balik sandi yang disebut kekasihnya.

Tiga jam.

Lastri berhasil membuat simpul dengan jangkar kecil di ujungnya. Ia lirik bukunya, dan betapa herannya dia, di situ ada sebuah kalimat yang selama ini luput dari perhatiannya:

Simpul dalam pelayaran adalah ikatan sederhana.
Mudah dibuat dan mudah dibuka, sehingga akan memudahkan pelayar melepaskan atau mengencangkan ikatan dalam situasi darurat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline