Lihat ke Halaman Asli

Widha Karina

TERVERIFIKASI

Content Worker

Wisatawan Hitung Mundur Lenyapnya Pulau Kelor

Diperbarui: 26 Oktober 2015   15:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Candrian Attahiyyat memberikan pengantar kepada blogger sebelum memulai wisata ke pulau-pulau sejarah Kepulauan Seribu. Penting bagi pengunjung untuk tidak menyentuh situs arkeologi secara sembarangan. (24/10/2015)"][/caption]JAKARTA, Kompasiana. Candrian Attahiyyat, Anggota Tim Ahli Cagar Budaya Provinsi DKI Jakarta meneliti peluang hilangnya Pulau Kelor dari peta Jakarta dalam kurung waktu 50 tahun lagi. Hasil penelitian tersebut disampaikan kepada 19 blogger Kompasiana dalam acara Pesona Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata, Sabtu (24/10/2015). “Pulau Kelor adalah pulau yang terluar. Dia berhadapan langsung dengan laut, sehingga tidak ada yang melindungi. Lama-lama tergerus,” ungkap Candrian sembari memandangi pintu Benteng Martello Kelor yang disangga oleh konstruksi bambu supaya tidak runtuh.

Selain proses abrasi, ada sejumlah faktor yang turut mempercepat lenyapnya Pulau Kelor. Salah satunya adalah jumlah wisatawan yang datang ke pulau-pulau sejarah di Kepulauan Seribu. “Sebenarnya, kedatangan kita ke sini turut membantu proses hilangnya pulau. Pasir-pasir yang dibawa oleh alas kaki pengunjung bisa berton-ton sendiri jika diakumulasikan. Belum lagi deru mesin dan gelombang yang diempaskan oleh kapal ketika kita datang dan pergi,” lanjut Candrian.

Sejumlah data sejarah mencatat bahwa Pulau Bidadari, Onrust, Kelor, dan Cipir adalah pulau yang menjadi saksi meletusnya perang di Teluk Jakarta pada abad 16-18. Setidaknya telah terjadi tiga kali perang di sini, yakni ketika Mataram menyerang, saat Kalapa ditaklukkan oleh Jayakarta, dan perebutan Sunda Kelapa oleh tentara Inggris. Bahkan menurut Candrian, Pulau Onrust adalah pulau pertama yang dikuasai oleh Belanda, meski pada buku-buku pelajaran siswa, aneksasi Belanda pertama kali terjadi di Pelabuhan Banten. Selain itu, jalur barat pelayaran dari dan menuju Batavia akan melewati keempat pulau tersebut. Karena itulah pemerintah Hindia Belanda membangun menara pantau dan benteng pertahanan di situ.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline