Lihat ke Halaman Asli

Colibri, Si Penghisap Darah

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

[caption id="attachment_135506" align="aligncenter" width="403" caption="Kolibriku"][/caption] . Waktu aku kecil dulu … Di belakang rumahku ada lereng yang ditumbuhi pohon kembang sepatu … Di lereng itu … Setiap hari datang burung penghisap madu … Dia selalu datang untuk menghisap madu … Berpindah dari satu bunga ke bunga lain … Menghisap madu secukupnya … Menyebarkan serbuk sari yang berguna … Lalu pulang ke sarangnya … Kolibri … Si Penghisap Madu adalah burung kesayanganku … Tapi kenapa kini perilakumu berubah … Pola makanmu begitu rakus … Bukan lagi madu yang kau hisap … Tetapi darah … Darah dari jutaan rakyat … Darah yang masing-masing membawa penyakit yang berbeda … Yang akan menular kepadamu … Sekarang kamu rasakan sendiri … Penyakit darah tinggi, jantungan dan stress rakyat akibat darahnya kau hisap tanpa keridhoan menular kepadamu … Itu baru awalnya saja … Tunggulah penyakit-penyakit rakyat yang lain yang akan berbondong-bondong menularimu … Panu, kadas, kurap, koreng, gondongen, beleken dan penyakit-penyakit marginal lain yang biasa menghampiri kami … Burung kolibriku … Kini kamu telah berubah layaknya lintah … Menghisap sekenyang-kenyangnya tanpa meninggalkan manfaat … Dulu kau sebarkan serbuk sari … Kini kau sebarkan keresahan …




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline