Lihat ke Halaman Asli

Katon Dicken Adi W

jangan buang-buang waktu untuk membaca tulisan saya

Konten (Kere)ator

Diperbarui: 23 Juni 2021   15:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Saat ini, media sosial berperan penting dalam proses komunikasi bagi masyarakat modern.  Pepatah "menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh" menjadi sebuah fenomena yang tidak dapat dilepaskan dari munculnya sosial media. Posting foto, membuat caption yang menarik, menantikan like, serta membalas komentar menjadi sebuah aktivitas yang lazim dilakukan di media sosial. Tak jarang, media sosial menjadi dunia virtual yang menggantikan interaksi tatap muka, sekaligus membangun lingkungan sosial baru bagi masyarakat modern.  

Fenomena penggunaan media sosial di kalangan masyarakat modern memunculkan peluang bisnis baru dalam bidang industri kreatif. Profesi content creator menjadi satu dari sekian banyak profesi baru yang diciptakan oleh media sosial. Content creator sendiri dapat dibagi menjadi beberapa profesi spesifik, yakni Selebgram, YouTuber, Beauty Vlogger, Endorser, Fotografer, Travel Blogger, dan masih banyak lainnya.

Berdasarkan teori generasi, pengguna internet di dominasi oleh Generasi Z. Generasi Z adalah anak-anak yang lahir pada tahun 1995 hingga 2014. Karakteristik Generasi Z di Indonesia adalah memilih media sosial sebagai akses informasi, menghabiskan waktu 3 -- 5 jam untuk mengakses internet, menjadi ponsel pintar sebagai sarana mengakses internet, dan paling sering mengakses Instagram dan Line. Generasi Z dikenal dengan karakter yang serba bisa, lebih individual, lebih global, berpikiran lebih terbuka, lebih cepat terjun ke dunia kerja, lebih wirausahawan, dan lebih ramah teknologi jika dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya. 

Pemanfaatan media sosial oleh Generasi Z juga sekaligus menjadi metode baru untuk meningkatkan personal branding. Personal branding adalah sebuah kemasan atau ciri khas yang melekat pada diri seseorang yang terkait dengan kepribadian, keahlian, passion, gaya hidup, maupun hobi yang dilakukan. Media sosial menjadi sebuah platform yang memperkenalkan Generasi Z dalam membangun personal branding, maupun mencari pedoman dalam mengikuti gaya hidup tertentu berdasarkan tren yang berkembang di masyarakat.

Content Creator adalah salah satu pekerjaan yang banyak diminati generasi millenials. Yap, tempat kerja yang fleksibel, mengunjungi tempat-tempat menarik, dan lingkungan kerja yang menyenangkan menjadi beberapa alasannya. Content creator biasanya adalah orang-orang berjiwa kreatif dan paham terhadap apa yang sedang hitz di era-nya, berwawasan luas adalah sebuah keharusan bagi seorang pembuat konten. Dibalik kesibukannya yang selalu bersinggungan dengan perangkat canggih semacam gawai, laptop, kamera dan software- software editing, ternyata profesi ini menyimpan suka duka yang jarang terpikirkan oleh penikmat konten. 

Sebagai penikmat konten yang hanya membaca karya tulis seorang penulis online kita cukup membaca kata demi kata dan menyerap informasi dalam suatu artikel tanpa memikirkan bagaimana prosesnya seorang penulis bisa menuliskan berita yang faktual dan melalui riset terlebih dahulu, seorang penonton video di Youtube misalnya.

Apabila Kita ingin membuat konten misalnya membuat sebuah video cinematic, Kita gaperlu untuk menunggu alat-alat Kita secanggih para professional, manfaatkan yang ada terlebih dahulu, kuasai terlebih dahulu, sehabis itu kalau kita sudah jago Dan sudah bisa membuat uang dari konten tersebut, Kita merangkak membeli equipment 2 yang keren tadi.

Ada cukup banyak bukti-bukti yang tampak terkait perkembangan konten kreator yang signifikan. Pihak Youtube bahkan mengganjar dengan dollar bagi siapa saja yang berhasil membuat konten yang banyak disukai.
Adsense masih menjadi ladang emas bagi para konten kreator. Siapa saja yang dapat mendapatkan viewer dan subscriber terbanyak, maka channel Youtube tersebut bisa di-monetize.
Bukti lainnya yaitu adanya penghargaan, seperti Panasonic Gobel Awards untuk para konten kreator. Masuknya konten kreator pada penghargaan PGA, menjadi bukti bahwa konten Youtube tak kalah hebat dari acara televisi.
Pergeseran media konvensional ke digital tidak terjadi begitu saja. Pergeseran tersebut juga bukan hanya terjadi karena berubahnya arah gaya hidup millenial. Faktor lain yang tak kalah penting adalah, meningkatnya kualitas konten yang menyajikan tontonan yang lebih kreatif dan berbobot bagi banyak masyarakat.
Kesimpulannya, konten kreator tidak hanya menawarkan tontonan alternatif. Mereka telah menyuguhkan konten yang tak kalah berkualitasnya dari program-program televisi. Bahkan, siapa saja bisa menjadi konten kreator, asalkan memiliki ide kreatif dan banyak disukai.  

Seseorang bisa disebut conten creator jika mampu memproduksi sebuah konten, bahkan jika kualitas video kurang baik. Yang paling pokok dalam proses pembuatan konten adalah kreativitas, harus orisinil, dan kemampuan berkomunikasi. Beberapa hal tersebut harus dimiliki para pembuat konten agar dapat menghasilkan konten yang baru dan dapat diterima oleh masyarakat. content creator bisa bekerja secara profesional, baik terikat oleh perusahaan maupun tidak (freelance). Mereka bisa memilih salah satu atau keduanya jika sudah menjadi pembuat konten. Jika Anda tertarik menjadi seorang content creator, ada kiat-kiat yang harus lakukan. Ada juga  kebiasaan yang kerap dilakukan oleh content creator yang sukses antara lain :

1. Semisal Kita tidak bisa memproduksi konten yang orisinil, daripada Kita menjiplak karya orang lain alangkah baiknya Kita pakai teori ini (ATM) Amati Tiru dan Modifikasi

2. Banyak membaca

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline