Lihat ke Halaman Asli

Pilkada Serentak, Menyoroti Ketimpangan Pembangunan Kabupaten Bogor Kedepannya

Diperbarui: 23 November 2024   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Sukamakmur | Sumber pribadi AI

Menjelang Pilkada serentak, Kabupaten Bogor menjadi salah satu daerah yang menarik perhatian, baik dari masyarakat lokal maupun pengamat politik. Meskipun Kabupaten Bogor memiliki potensi besar, baik di sektor pertanian, pariwisata, dan industri, ketimpangan pembangunan yang terjadi antar wilayah masih menjadi masalah yang belum tuntas.

Kabupaten Bogor yang terbentang luas dari wilayah pusat hingga timur, memiliki ketimpangan mencolok antara kawasan yang lebih berkembang seperti Cibinong dan Sentul, dengan wilayah yang masih tertinggal seperti Sukamakmur.

Kondisi ini semakin diperburuk oleh kurangnya perhatian terhadap masalah infrastruktur dasar seperti transportasi, fasilitas pendidikan, kesehatan, dan perbankan di wilayah pinggiran.

Sebagai warga Sukamakmur, saya merasa bahwa selama ini kami belum merasakan kehadiran Pemkab dalam bentuk yang nyata. Wilayah kami, meskipun memiliki kontribusi besar terhadap APBD Kabupaten Bogor, terabaikan dalam banyak aspek. 

Salah satu isu paling mendesak yang kami hadapi adalah minimnya lapangan pekerjaan, terutama untuk tenaga kerja yang sudah memiliki keterampilan dan sertifikasi. Banyak generasi muda Sukamakmur yang akhirnya harus merantau ke kota-kota besar seperti Jakarta atau Depok demi mencari pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka.

Hal ini sangat disayangkan, mengingat jika Pemkab dapat memfokuskan pembangunan infrastruktur dan sektor-sektor industri yang relevan, banyak potensi lokal yang bisa diberdayakan untuk menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan.

Dalam debat calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Bogor yang disiarkan oleh salah satu stasiun televisi swasta pada minggu lalu, tema besar yang diangkat oleh pasangan calon seperti Rudy-Jaro dan Bayu-Mus lebih banyak berkutat pada isu pembangunan infrastruktur dan pemerintahan yang bersih. 

Rudy-Jaro, misalnya, mengusung program untuk mengurangi kemiskinan dengan mencetak 10 ribu wirausaha baru, serta berfokus pada pemberdayaan sektor ekonomi. Di sisi lain, Bayu-Mus menyoroti pentingnya peningkatan kualitas pelayanan publik, dengan menekankan pembangunan infrastruktur dan layanan kesehatan di tingkat desa.

Namun, meskipun visi dan misi yang diusung oleh calon bupati dan wakil bupati ini tampaknya cukup menarik, sebagian besar kritik yang muncul dari masyarakat adalah kurangnya rincian tentang bagaimana masalah ketimpangan pembangunan akan diatasi. 

Salah satu isu yang sering terabaikan adalah wilayah timur Kabupaten Bogor, seperti Sukamakmur, yang meskipun memberikan kontribusi signifikan pada APBD melalui sektor pertanian dan pariwisata, masih terhambat oleh keterbatasan infrastruktur dasar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline