Lihat ke Halaman Asli

Wicahyanti Pratiti

Moody Writer who wants to write better

Bagaimana Kamu Mengartikan Petunjuk Allah: Ini Petunjuk atau Bukan Ya?

Diperbarui: 4 April 2017   18:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Adakah yang pernah merasa ketika kita ditimpa suatu kejadian atau ketika kita bermimpi tentang sesuatu atau seseorang kita merasa seperti hal tersebut adalah sebuah petunjuk dari Tuhan?Adakah yang pernah berkata dalam hati, siapapun yang hadir di mimpiku nanti,dan aku memimpikannya terus menerus berarti dialah jodohku?Biasanya masing-masing kita pernah mengalami apa yang kusebut "upaya pemantapan hati". Yakni ketika kita merasa bimbang akan beberapa pilihan sehingga kita memerlukan seseorang atau sesuatu yang dapat meyakinkan kita bahwa nantinya kita memilih dengan tepat.

Aku pernah mengalaminya. Suatu hari aku pernah bimbang,harus berkuliah di jurusan apa nanti setelah lulus sma. Aku berdoa pada Allah,ya Allah jika aku diluluskan pada spmb nanti berarti itulah petunjukMu,yang terbaik untukku. Tapi kenapa justru di pilihan kedua aku lulusnya ya? Tapi kembali aku mempercayai doaku. Jurusan itulah yang terbaik untukku. Setelah menjalaninya,aku ternyata tidak menyukai jurusan itu,bukan hanya tidak suka tapi lebih kepada tidak bisa. Akhirnya aku menyerah dan berniat untuk mencoba spmb kembali di tahun berikutnya. Aku kembali berdoa pada Allah, Ya Allah jika engkau meluluskan aku di spmb kali ini,maka inilah jalanku. Dan aku lolos. Berpindahlah aku di tahun keduaku ke jurusan yang baru,yang tidak pernah kusangka dan kuduga sebelumnya. Tapi aku tetap yakin bahwa Allah telah menetapkan untukku jurusan itu untuk menjadi pilihan hidupku, saat itu.

Pertanyaannya,bener ga ya aku menyimpulkan petunjuk Allah dengan cara yang seperti itu?

Contoh lainnya mengenai cara menyikapi petunjuk Allah terjadi pada salah seorang temanku. Suatu hari dia pernah berkata padaku, beberapa hari ini dia minta petunjuk Allah dengan melaksanakan solat istikharah,dia berdoa pada Allah untuk menunjukkan siapa jodoh yang terbaik untuknya dari 2 pilihan. Dalam doanya dia berkata, Ya Allah,ada 2 orang laki-laki yang melamarku,aku bingung harus memilih yang mana,jadikanlah hatiku mantap atas pilihanku, berikanlah aku petunjuk, bila salah satunya lebih dulu menelpon besok, maka dialah yang seharusnya kupilih.

Nah apakah bisa cara seperti itu digunakan untuk membuat suatu keputusan?

Bagi orang lain mungkin terdengar lucu melihat orang lain melakukan cara yang tidak biasa dalam memohon dan mengartikan petunjuk dari Tuhan. Bagi orang yang sangat mengharapkan sebuah petunjuk, mimpi biasanya menjadi penanda atau 'hint' yang diyakini sebagai jawaban atas doa.

Nah,itulah ceritaku,cerita temanku,tentang bagaimana kami menyikapi petunjuk Allah.

Yang terpikir olehku kemudian, bisa jadi ada kerancuan antara penerimaan petunjuk dan kecenderungan dalam hati untuk memilih sesuatu atau seorang daripada sesuatu/seseorang lainnya, sehingga apa yang kita percaya sebagai petunjuk tersebut sebenarnya mencerminkan keinginan kita,bukan datang dari Allah..Tapi bisa jadi juga memang itu benar-benar petunjuk Allah. Nah, bagaimanakah kita seharusnya menyikapi petunjuk Allah ketika kita memohon petunjukNya?

Setiap orang pasti mengalami hal yang berbeda terkait cara Allah memberikan petunjuk. Mungkin tanpa kita sadar kita telah mengalami dan berhasil menyikapi petunjuk Allah dengan benar. Namun bisa jadi juga, kita kurang tepat dalam mengartikan petunjuk-Nya sehingga mengambil sikap yang salah dan menyesal kemudian. Bagaimanakah kita akan menyikapi petunjuk tersebut,semua kembali kepada kita.

Buatku sendiri, yang masih jauh dari kesempurnaan di mata Allah,mungkin hanya bisa berdoa dan memohon petunjuk agar diberikan kemantapan hati terhadap kebimbangan. Kadang kala kita bimbang terhadap hal-hal yang belum tentu terjadi. Kadang kala kita menilai sesuatu baik atau buruk hanya dari kacamata kita sebagai manusia yang pendek ilmu dan terbatas pengetahuannya. Kita hanya perlu memohon kepada Allah agar apabila petunjuk itu datang, maka akan ada sesuatu yang terjadi atas kebimbangan kita,dan di sanalah jawaban itu ada. Saat kita bimbang tentang dimana tempat terbaik kita bekerja, maka serangkaian proses akan kita jalani, melamar ke perusahaan yang kita inginkan,melalui tes di perusahaan tersebut sampai pengumuman apakah kita diterima atau tidak. Maka hal yang perlu kita lakukan adalah memohon kepada Allah agar menunjukkan jalan kita, doa yang terus menerus dan tak hentinya. Dan sampai pengumuman itu datang, diterima atau tidaknya kita itulah petunjuk Allah, pilihan Allah,bahwa Allah mengetahui apa yang tidak kita ketahui. Melalui petunjuk itulah Allah mengajarkan kita untuk percaya hanya kepada Allah dan hanya berharap kepada Allah..

Yang pasti kita harus yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah mutlak keputusan Allah, dimana kita hanya bisa berupaya dan berdoa.  Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-An'am ayat 59 "...tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering melainkan tertulis dalam Lauhul Mahfuzh".

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline