Di dalam pelukmu, Ayah yang tegar,
Pahlawan sejati, tak tergantikan dalam hati.
Wajahmu penuh hikmah dan kebijaksanaan,
Sinar matamu mengajar, pelita hidup yang abadi.
Ayah, punggungmu tegak di tiap badai,
Menyiratkan ketangguhan, kasih tanpa batas.
Jejak langkahmu, petunjuk hidup yang terarah,
Di setiap langkah, rasa aman membudaya.
Dalam bisikan angin, kisah hidup terukir,
Bimbinganmu, sinar kebijaksanaan yang jernih.
Tangisan dan tawa, kita lalui bersama,
Ayah, penerang di kegelapan, derita pun lenyap.
Meski waktu terus berlalu dengan cepat,
Ingatan akan pelukanmu takkan pernah pudar.
Doa tulus dari hati, mohonkan bahagia untukmu,
Ayah, hadirmu adalah anugerah yang tak ternilai.
Ketika malam tiba, bintang-bintang bersinar,
Seperti kasihmu yang tak pernah pudar.
Ayah, engkau adalah pahlawan sepanjang masa,
Puisi ini untukmu, Ayah tercinta, selamanya.
Dalam doa-doa yang tak terucapkan,
Cinta tak terhingga, tulus dari hati anakmu.
Terima kasih, Ayah, untuk setiap pelukan,
Di dalam hati ini, engkau tetap abadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H