Bagi sebagian dosen dan peneliti, menulis artikel untuk jurnal internasional menjadi momok dan tugas yang melelahkan. Artikel jurnal internasional tidak hanya menjadi key performance index (KPI) bagi para dosen, dan peneliti, namun juga menjadi salah satu sarana untuk mendiseminasikan ilmu pengetahuan dan hasil penelitian yang telah dilakukan di perguruan tinggi. Lalu, mengapa dosen dan peneliti di Indonesia masih merasa kesulitan untuk mempublikasikan artikelnya di jurnal internasional bereputasi, terutama jurnal-jurnal internasional yang terindeks di Scopus atau Web of Science? Salah satunya adalah kemampuan bahasa Inggris yang pas-pasan.
Mengapa belajar bahasa Inggris untuk Academic Writing itu penting?
1. Peneliti yang baik belum tentu peneliti yang handal
Sebagian besar dosen dan peneliti saya kira memiliki passion yang besar dalam penelitian, mengambil data, maupun mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat. Bagian terberat dari proses penelitian adalah menyampaikan apa yang sudah diteliti. Bukan saja hal ini melelahkan, tapi menyampaikan sesuatu dalam plain english yang mudah dimengerti oleh peneliti sejawat (peer researchers) bukan sesuatu yang mudah. Semata-mata menggantungkan diri pada proofreader juga bukan solusi yang tepat, sebab kitalah yang paling tahu apa yang akan kita tulis. Di sisi lain, tidak semua proofreader memiliki pemahaman keilmuan yang setara dengan apa yang sudah dimiliki oleh para dosen dan peneliti, sehingga seringkali proofreader ini salah paham dalam menerjemahkan naskah yang kita tulis.
2. Kesulitan memproduksi tulisan dengan pemahaman yang sama, sebagaimana saat kita membaca paper.
Bagi sebagian orang, membaca artikel jurnal internasional mungkin menyenangkan atau menghasilkan banyak inspirasi untuk proses penelitian yang sedang dilakukan. Meskipun demikian, memproduksi tulisan dengan tingkat kefasihan bahasa seperti artikel ilmiah yang sedang kita baca bukanlah pekerjaan yang mudah. Terlebih apabila artikel tersebut menuntut penggunaan bahasa Inggris tipe tertentu (misal: American English atau British English). Hal-hal seperti ini terkadang menghambat para dosen dan peneliti dalam menuangkan ide-idenya secara tertulis.
3. Membuka pintu ke pergaulan internasional.
Sejauh pengalaman yang pernah saya dapatkan, publikasi internasional menjadi salah satu jalan untuk membuka diri kita pada pergaulan antar peneliti di dunia internasional. Komunitas ilmuwan di dunia internasional cenderung cukup fair dalam melihat kolega mereka. Karya penelitian kita adalah apa yang mereka lihat, bukan asal kita atau ras kita. Membuka diri di pergaulan internasional memperbesar kita untuk mendapatkan mitra peneliti maupun mitra penulis di masa yang akan datang.
4. Membuka peluang untuk publikasi di jurnal-jurnal internasional bereputasi.
Mempelajari bahasa Inggris untuk academic writing membuka peluang untuk mempublikasikan hasil penelitian di jurnal-jurnal internasional yang bereputasi. Salah satu kesulitan para dosen dan peneliti di Indonesia adalah menghasilkan sebuah artikel ilmiah yang memberi kesan alur cerita yang natural dari sisi linguistik untuk para native speaker. Hal ini membutuhkan keahlian tersendiri dan jam terbang yang cukup. Terus menerus berlatih dna meningkatkan kemampuan diri adalah kuncinya. Selain itu, memperbanyak bahan bacaan berupa artikel-artikel ilmiah yang bermutu akan memberi sense yang cukup bagi kita tentang bagaimana menulis dalam bahasa Inggris akademik yang baik.
5. Bahasa Inggris untuk akademis itu mudah dan simpel, tidak sesukar bahasa Inggris untuk seni atau sastra.
Bahasa Inggris untuk keperluan akademis lebih mudah dibandingkan dengan bahasa Inggris untuk seni atau sastra. Bahkan bahasa Inggris untuk academic writing memiliki kaidah-kaidah baku yang memudahkan kita untuk mempelajarinya. Banyak buku-buku yang mengulas penggunaan frase-frase tertentu (phrasebank) yang kerap digunakan untuk penulisan karya ilmiah. Kita juga bisa mencari buku-buku yang mengulas berbagai macam tata bahasa dan kosakata yang sering digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Saya merekomendasikan buku-buku karya Adrian Wallwork untuk Anda baca.
Nah, dua video di bawah ini akan memberikan penjelasan lebih lengkap tentang bagaimana menggunakan bahasa Inggris yang baik untuk academic writing. Jika Anda memiliki waktu, silahkan cek beberapa video lain tentang tips-tips untuk menulis artikel jurnal internasional di Channel Youtube saya: http://youtube.com/wibirama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H