Lihat ke Halaman Asli

Bambang Wibiono

Buruh Sarjana | Penulis Bebas | Pemerhati Sosial Politik

Selamat Jalan Mamah (4)

Diperbarui: 23 Juni 2020   10:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sehabis duhur, Papah dan adik-adikku yang lain datang.

"Mamah kemana Wib?, kata Papah karena waktu masuk ruangan, kosong.

"Tadi jam 11 dibawa ke ruang operasi".

"Jam segini belum selesai operasinya?" tanya Papah khawatir karena sudah hampir 3 jam Mamah di ruang operasi. Kugelengkan kepala.

Sekitar jam 2 lewat ada rombongan perawat datang sambil mendorong ranjang. Kulihat ada orang yang berbaring diatasnya dengan masih ditutupi kain jarit bermotif batik. Deg!

Perasaanku agak tidak enak demi melihat siapa yang terbaring tak bergerak di ranjang itu. Kami semua bingun demi menatap orang yang terbaring itu, karena saat mendekat ku lihat mukanya, itu Mamah!

"Tenang saja ini Ibu Tati masih dalam pengaruh obat bius. Mungkin nanti sekitar sejam lagi baru sadar. Alhamdulillah operasinya lancar" seru salah seorang perawat seolah tau dan menjawab ketakutan kami semua sebelum sempat ditanyakan.

"Alhamdulillaaah..." ucap kami serempak dengan lega.

"Ah suster ngagetin aja dikira game over, pake acara ditutupin kain jarit gitu kaya jenazah aja" protesku.

"hehe.. Kain putih yang tadi kotor kena darah, jadi diganti kain ini" kata si Mbak Perawat berkilah.

"Oh iya, nanti kalau ibunya sudah sadar, segera hubungi kami ya dek" kata perawat itu lagi padaku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline