Lihat ke Halaman Asli

Bambang Wibiono

Buruh Sarjana | Penulis Bebas | Pemerhati Sosial Politik

Selamat Jalan Mamah (3)

Diperbarui: 22 Juni 2020   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Sabtu,  10 September 2011, hari yang cukup teduh untuk Kota Udang yang terkenal so hot. Ini pertanda baik. Secara geografis terletak di wilayah Pantai Utara Pulau Jawa yang membuat cuaca dan udara wilayah ini cenderung panas. Sebenernya kota ini tidak jauh juga dengan pegunungan. Hanya sekitar 20-30 menitan berkendara sepeda motor sudah sampai di kaki Gunung Ciremai. Berbatasan dengan Kabupaten Kuningan. Bahkan wilayah Kota Udang bagian selatan sebagian sudah wilayah berbukit.

Pagi itu Mamah sibuk beres-beres rumah yang memang tak pernah beres. Setelah itu mulai packing mempersiapkan keperluan selama di rumah sakit.

"Yaelaahh Maahh... Mau opname di rumah sakit apa mau kemping sih?" tanyaku demi melihat tas-tas, bungkusan plastik dan entah apa lagi.

"Ya kan barangkali nanti di sana butuh. Daripada bolak-balik, mending dibawa aja deh sekalian" jawab Mamah.

"Kan belum daftar juga, Mah. Belum tentu dapat ruangan" sanggah ku.

"Mending daftar ruangan dulu aja. Kalau sudah fix dapat ruangannya, baru barang-barang dibawa" saranku pada Mamah.

"Ya sudah, mumpung masih pagi, sekarang ke rumah sakit aja. Biar gak ngantri lama," ajak Mamah.

Setelah antri di loket pendaftaran, ruangan ternyata penuh. Jatah fasilitas ruangan dari Askes sesuai golongan pangkat hanya kelas 3. 

Iseng kuitari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Udang ini. Melongok sedikit di rungan kelas 3. Astagaa ruangan macam barak militer. Banyak manusia menggelepar di sana, baik di ranjang maupun di lantai. Mirip ikan asin sedang dijemur di pinggir pesisir. Mana pasien mana keluarga yang nunggu, sulit dibedakan.

Aku kembali ke ruang tunggu dimana Mamahku masih setia menunggu. Ku sarankan Mamah untuk naik layanan kelas daripada tidak jelas. Akhirnya coba menghubungi bagian pendaftaran ruangan lagi dan meminta naik kelas 2 atau kalau perlu kelas 1.

"Maaf Bu, ini semua ruangan dari kelas 1 sampe kelas 3 penuh. Paling nanti kayanya malam ada yang kosong di kelas 1, tapi nanti dipastikan dulu," begitu jawab petugas pendaftaran yang ku dengar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline