Lihat ke Halaman Asli

Kasih yang Menyempurnakan Aku

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hai.. Namaku harry.. Usiaku 17 tahun.. Aku terlahir dari keluarga kecil yang sederhana.. Aku bisa dibilang anak hasil "kecelakaan" kedua orang tuaku.. Mereka sering bilang, kalau mereka sudah terlalu tua untuk memiliki anak lagi..

Dan aku memiliki seorang kakak laki-laki.. Namanya Riki..

Kakakku selisih 13 tahun dari aku.. Cukup jauh kan?

Saat aku terlahir.. Yang paling bahagia adalah kakakku riki.. Tapi dia tidak pernah berani untuk menggendong aku.. Mungkin karena aku masih rentan sebagai seorang bayi yang baru lahir..

Papaku bekerja sebagai seorang koki.. Ibuku penjahit.. Papa penyabar, mama pemarah.. Papa sedikit pemalas, mama pekerja keras.. Papaku orang yang lebih santai, mama.. Yah, dibalik saja..

Kakakku hobi sekali bermain sepak bola.. Dan dia sangat mahir dengan hal itu.. Posisinya di timnya sebagai playmaker.. Keren!!!

Aku sering diajaknya untuk melihatnya bermain.. Sangat menyenangkan melihatnya mengecoh orang-orang yang jauh lebih dewasa dan lebih besar ukuran badannya daripada kakak.. Apalagi saat dia mencetak goal.. Aku sangat senang.. Aku biasanya sering berteriak senang saat dia mencetak gol.. "Kakak hebaatttt...!!!" Teriakku bangga.. Tapi seperti biasa.. Kakak diam.. Kadang dia tersenyum padaku.. Mungkin karena ramai.. Dia tidak dengar sorakanku untuknya..

Tapi kakak belum pernah berani menggendong aku.. Walaupun aku sudah bukan bayi baru lahir lagi dan sudah lebih besar.. Dia hanya mendudukkan aku disebuah kursi.. Dan mendorong aku kemana-mana.. Kursi ini sangat ajaib.. Mungkin kakak sangat pintar, dia bisa menciptakan kursi yang bisa berjalan..

Waktu berlalu.. Umurku bertambah.. Sudah tiga buah kue besar dengan lilin diatasnya yang mereka bawakan padaku sambil bernyanyi..

Aku pernah kesal dan marah pada papa, mama, dan kakakku.. Aku selalu bicara pada mereka.. Tapi entah kenapa.. Mereka selalu cuek.. Mereka asyik sendiri dengan teman-teman mereka.. Karena itulah setiap mereka bicara.. Aku diam saja.. Tapi kadang lucu juga kalau mereka pasang wajah aneh mereka didepanku.. Aku tidak bisa menahan tawa..

Bisa kulihat kepuasan mereka, kebahagiaan mereka saat melihatku tertawa..

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline